Perempuan yang Tidak Ada Di Dalam Mimpi

PEREMPUAN YANG TIDAK ADA DI DALAM MIMPI
(2)

Hujan baru saja usai
udara malam masih terasa dingin menggigit
dan rembulan malu-malu memilih diselimuti awan

Hening dan Sunyi melangkah bersama
di jalanan yang basah

“Apa yang sebenarnya kau tunggu?”
kata Hening bertanya pada Sunyi

“Aku menunggu perempuan yang tidak ada di dalam mimpiku,”
jawab Sunyi

“Oh... Tolong jelaskan seperti apa perempuan itu.”

“Aku juga tidak tahu seperti apa.
Tidak ada namanya.
Tidak ada wajahnya.
Tidak ada alamatnya.
Tidak ada nomor teleponnya.
Tidak ada emailnya.
Dan tidak punya akun di facebook.”

“Ah, mungkin kau hanya bermimpi saja tentang perempuan
yang tidak ada di dalam mimpimu.
Tetapi bukankah setidaknya ada gambaran seperti apa rupanya,
sehingga ketika ia muncul kau tahu dialah yang kau tunggu?”

“Hmm...entahlah.
Mungkin ia akan muncul seperti sambaran petir.
Begitu cepat dan mengejutkan.”

Lalu keheningan sesaat menyergap
hanya ada desah nafas
detak jantung
dan denyut nadi

“Kau sendiri menunggu apa?”
balik Sunyi yang bertanya pada Hening

“Aku?
Aku sedang menunggu pemimpi tolol yang sedang bermimpi
tentang perempuan yang tidak ada di dalam mimpinya!”

Suara dentang lonceng gereja di kejauhan
pukul 03.00 dinihari
dan sebuah pesan masuk

Jakarta, 9 – 16 Februari 2010

Urip Herdiman