The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Thursday, July 20, 2006

Mulut, Bibir dan Lidah

MULUT, BIBIR dan LIDAH

(1)
semua orang berpikir, semua orang berbicara. ada yang banyak bicara, ada yang sedikit bicara. adapula yang tidak suka berbicara. dan ketika berbicara, semua orang tentunya mempergunakan mulut. mulut memang untuk bicara, entah apapun yang dibicarakannya.

pada dasarnya orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. hanya ada sedikit orang yang bisa dan suka mendengarkan orang lain berbicara. tidak heran karenanya kita ini suka bergosip ria tentang semua hal. makanya acara infotainment pun selalu dinantikan. ada ‘kiss’ yang logonya bibir, ada yang judul acaranya ‘bibir plus’. dahulu, sebuah majalah punya rubrik dengan judul ‘dari mulut ke mulut’.

(aah...jangan ngeres dulu donk...)

dan jangan lupa dengan simbol paling terkenal di kolong langit ini, si bibir dower jagger yang menjulurkan lidahnya.

sembari mendengarkan, ada orang-orang yang suka memperhatikan gerak bibir lawan bicaranya, apalagi jika ia wanita. bibir, adalah pintu gerbang mulut. ada yang tipis, ada yang tebal, ada yang memble dan ada bibir yang mengundang...untuk dicium, untuk dikulum...hehehe...

(2)

mulut adalah sebuah gua yang maha raksasa. tampak depannya bisa kecil, tetapi kalau kita masuk ke dalam, kita akan menemukan sebuah keluasan yang tanpa batas. mulut juga tempat bermukim banyak hewan, yang hanya ada di kebun binatang atau kamus bahasa.

disana ada anjing, babi, monyet, lutung, cacing, jerapah, singa, harimau, kecoa, bangsat, tikus, nyamuk, gajah, kuda nil, buaya dan sejuta sumpah serapah seperti yang biasa diteriakkan kapten haddock, temannya tintin

(3)

bibir dan lidah bercakap-cakap tentang peran mereka
“semua kata yang terucap, keluar melaluiku,”
kata bibir bangga.

“semua kata yang terucap, terjadi karena aku,’
kata lidah tak mau kalah.

(4)
ada orang, terutama lelaki, yang memang suka memperhatikan bibir lawan bicaranya, apalagi jika didepannya adalah wanita cantik. lihat bibirnya, lihat bibirnya. walau tidak tertutup kemungkinan bahwa wanita pun suka melihat bibir lawan bicaranya.

(5)
“orang-orang suka memperhatikan aku, dan aku bisa menebak apa pikiran mereka,”
ujar bibir.

“ya, dan mereka tidak melihat aku,”
jawab lidah mengeluh.

“bagaimana bisa melihatmu kalau kau sembunyi didalam sana?”
timpal bibir.

(6)
ketika sebuah kata terucap, maka lidahlah yang berperan besar melepaskannya. lidah memang sangat lentur, lincah, licin, lemas serta sekaligus liat dan liar. dapat bergerak maju atau mundur, ke samping kiri atau kanan, ke atas atau ke bawah. semua itu bisa terjadi karena lidah tidak bertulang.

ada orang-orang yang begitu mahir memainkan lidahnya, sehingga pintar bermain silat lidah. ciaaattt... ‘gak ada matinya bo... orang-orang seperti ini, kadang menyenangkan, kadang juga menyebalkan, tetapi memang dunia juga menjadi ramai karena kehadiran mereka.

(7)
‘kata-kata yang kau ucapkan, kadang menimbulkan kesulitan. bisa menyejukkan, bisa membakar seluruh isi dunia,”
serang bibir.
“kau tidak punya tanggung jawab!”

“hahaha... tanggung jawab?”
sergah lidah.
“bagaimana aku bertanggung jawab, karena aku ‘kan tidak bertulang. bahkan kadang aku pun bercabang. kau tahu itu!”

(8)
lidah, selain fungsinya dalam melahirkan kata, juga merupakan indra pengecap dan alat bantu makan. lidah bisa merasakan segala macam rasa makanan dan minuman, walau sebagian ada yang tidak bisa merasakannya.

ada yang biasa dilakukan lidah, dan semua pasti pernah melakukannya. menjilat. orang-orang yang suka makan dengan tangan, biasanya setelah selesai, akan menjilati jari-jemari mereka. memang enak juga rasanya memanjakan diri sendiri. tokh, lidah sendiri, jari-jemari sendiri. karena dipercaya bahwa diantara jari-jemari, ada enzim yang menyehatkan.

dan dengan lidah pula, maka ada orang-orang yang hobinya senang menjilat-jilat. mereka menjilati orang-orang tertentu yang senangnya dipuja-puji. cocok. yang satu suka menjilat, yang satu suka dijilat. entah apa yang dijilat, mungkin jidatnya, mungkin pantatnya. sampai licin berkilau.

adapula yang suka menjilat-jilat langit, dengan harapan pintu surga terbuka lebar untuknya. padahal untuk masuk surga, tidaklah cukup dengan menjilati langit saja.

(ha-ha-ha...)

Gambir, 16 Juni 2006 - 13 Juli 2006
Urip Herdiman K.