Kutukan Orgasme
musim semi yang indah
daun-daun muda pada pepohonan
kuntum bunga beraneka warna
kicau burung bernyanyi
Pandu menatap Madrim dihadapannya
- istri yang tak dapat digaulinya
tetapi suasana hati musim semi terus bergelora
dan suasana sekitar yang sunyi
ia memeluk istrinya
mencium dan menelanjanginya
“Kakanda, cukup.
Jangan kau teruskan, ingatlah kutukan resi itu,”
kata Madrim tersengal-sengal dicumbu suaminya
tetapi Pandu tidak dapat menahan diri lagi
: lelaki mana yang tidak ingin bercinta merasakan orgasme?
birahinya telah mentok
menjebol ubun-ubun
dan menyundul langit
musim semi yang indah
matahari yang bersinar
hutan yang tenang
waktu yang tepat untuk bercinta
lolongan Madrim memecah keheningan
mengejutkan semua penghuni hutan
- tubuh Pandu roboh seketika
setelah orgasme yang dirindukannya
Sawangan, 20 Desember 2005 - Jakarta, 3 Juli 2006
2 Comments:
hah ? lolongan ?
itu dia kutukannya ? *serem amat*
Ha-ha-ha...
Post a Comment
<< Home