The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Monday, December 11, 2006

Setelah Perang (Sajak-sajak Karna XVI)

SETELAH PERANG
(Sajak-sajak Karna XVI)

Ketika perang berakhir
dan upacara pembakaran selesai
Kunti meminta diantarkan ke tempat di mana Karna gugur

“Itulah kereta perang Karna,”
kata Arjuna bangga sembari menunjuk kereta Karna

Kunti berdiri sesaat di sisi kereta perang itu
lalu berlutut meletakkan karangan bunga
di tempat Karna berdiri terakhir kali

Semua diam tak berkata sepatah pun,
mereka saling berpandangan satu sama lain
tidak mengerti

Kunti terisak,
“Ksatria yang perkasa itu,
yang berjuang sampai titik darah penghabisannya,
yang gugur karena anak panah Arjuna,
adalah putraku yang pertama.
Ia adalah putraku dari Batara Surya
sebelum aku menikah dengan Pandu
dan kubuang sejak hari pertama.”

Semua terkejut, semua terpana
kecuali Krishna dan Batara Narada
tetapi tak ada yang bersuara

Kunti menatap satu per satu anak-anaknya
Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa
Arjuna jatuh terduduk, lemas
merasa terpukul mendengar pengakuan ibunya

Krishna menatap jauh ke kaki langit
Narada hanya menunduk malu

“Aku menemui Karna sebelum perang
untuk mengajaknya bergabung dengan kalian
tetapi ia menolak karena sudah terikat
sumpah dan janji pada Duryodana.”

Matahari telah meninggi
udara terasa panas
angin kering bertiup perlahan

“Ia berjanji padaku, bahwa setelah perang ini selesai
putraku akan tetap lima,
tak peduli siapa pun yang gugur
apakah ia atau Arjuna.”

Kunti menatap lagi anak-anaknya
yang hanya bisa diam membisu
“Aku senang bahwa Arjuna selamat
tetapi aku menangis
karena aku kehilangan seorang anak untuk selamanya,
seorang anak yang tak pernah kubesarkan.
Ia memilih jalannya sendiri
dan setia dengan kata-kata yang pernah ia ucapkan
apapun akibat bagi dirinya.”

Sawangan, 21 Januari 2006 - Jakarta, 12 Desember 2006

Urip Herdiman K.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home