The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Wednesday, May 09, 2007

Lonceng (((...Teng!!!...))) Kematian

LONCENG (((...TENG!!!...))) KEMATIAN

(((...Teng!!!...)))
..............................................


Apakah kematian atau maut itu? Apakah kematian selalu datang tibatiba, begitu mendadak, tanpa pemberitahuan?Apakah kematian datang menjemput kita dengan wajah yang menyeringai? Ataukah ia tersenyum?

Hohoho.....:-)

Aku ingat saat ibuku sakit keras tahun 1992. Suatu malam ia berkata tentang tamu yang datang mencuri ikan asin di dapur. Dan setelah kuperiksa, tidak ada tamu yang datang. Aku yakin ia melihat yang tidak bisa kulihat, mendengar yang tidak bisa kudengar . Setahun kemudian, bapakku juga sakit. Dan ia mengatakan bahwa akan ada keramaian di rumahku. Begitu pula saat adikku berpulang di akhir tahun 1997, ia telah mengatakan akan balik ke rumah.

Katakata itu mungkin tidak kumengerti pada saat diucapkan, tetapi menjadi berarti setelah kejadian. Begitu pengalamanku, begitu pula pengalamanmu. Pengalaman kita semua. Setiap orang punya pengalaman masingmasing. Selalu ada tanda yang mereka terima, tetapi kita melewatkannya.

(((...Teng!!!...)))
..............................................

Mungkin lonceng itu pertama kali dibunyikan empat puluh hari sebelumnya. Dan aku yakin, mereka, orangorang yang dipanggil itu, telah mendengarnya. Mereka tahu bahwa waktu mereka telah tiba untuk berpulang ke alam cahaya. Tidak masalah dengan cara apa atau bagaimana mereka akan pergi. Sakit, kecelakaan, pembunuhan, perang, racun arsenik, ranjau darat, ledakan bom, pesawat jatuh, mati di lapangan hijau, ketika shalat atau apapun juga. Bahkan dalam keadaan sehat sekali pun, seperti pergi tidur di kamar sendiri.

Kematian adalah urusan orangorang yang ditinggalkan. Dunia kita, dunia yang mendarahdaging. Sementara ia, jiwa pergi adalah urusan lain lagi. Satu hal yang pasti, malaikat penjemput maut tidak pernah salah. Tidak pernah terlalu cepat, tidak pernah terlambat. Dia hanya menjemput namanama yang ada dalam daftarnya.

(((...Teng!!!...)))
..............................................

Lonceng berikutnya mungkin menyusul dua puluh satu hari, sepuluh hari, tujuh hari dan satu hari sebelumnya. Darimana aku mendapatkan angkaangka itu? Hohoho.....:-) aku memetiknya dari langit.

Ada banyak kepercayaan tentang tandatanda menjelang kematian. Mungkin setiap kelompok agama, suku atau keyakinan mempunyainya. Ada burung tertentu, seperti gagak, yang kehadirannya suka membuat orang waswas. Dan yang kuingat, orang China mengatakan bahwa bayi bernafas dengan perut, orang dewasa bernafas dengan dada, orang sakit dengan tenggorokan, dan orang menjelang ajal dengan mulut. Nah...! Periksalah dengan apa kau bernafas.

(((...Teng!!!...)))
..............................................

Kematian adalah sesuatu yang pasti, suatu situasi batas yang final, kata Jaspers, tetapi kita tidak pernah tahu kapan ia akan datang.

Ia datang mengakhiri eksistensi kita sebagai manusia, menjadikan kita sebagai esensi, demikian Sartre menambahkan.

Kematian datang dengan tersenyum, karena ia senang melakukan tugasnya. Ia tidak pernah digaji, tidak pernah meminta kenaikan upah, tidak berdemonstrasi dan tidak pernah pensiun. Ia melayani kita dengan ramah.....:-)

(((...Teng!!!...)))
..............................................

Jakarta, 26 April - 10 Mei 2007

Urip Herdiman K.

Catatan :
Diinspirasikan dari buku Berkenalan Dengan Eksistensialisme
karya Fuad Hassan, terbitan (terakhir) Pustaka Jaya, 2005.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home