Mimpi Agustinus
Hidup adalah proses untuk memilih
dari pertarungan abadi civitas Dei dan civitas terrena
Menghasilkan suatu keputusan,
dan memilih lagi pilihan-pilihan baru
Diryarkara, 1 Maret 1993
Urip Herdiman K.
Catatan :
Markus Aurelius Augustinus (354 – 430 M)
3 Comments:
Hidup adalah proses untuk memilih....
indah sekali...........
Pentas Satir Aemilia
Kau yang telah membaca Hortensius karya Cicero,
matamu belum dicongkel keluar dan masih bisa
melihat salju jatuh ke istana istana kekaisaran.
Plaudite!
walaupun kau membuatku mual,
aku harus menerima bahwa keadilan hanya ada
diantara orang orang yang sederajat.
Oleum et operam perdidi. Oh Plautus,
aku telah menumpahkan minyak dan usahaku.
Hatiku menderita rasa sakit yang sama saat suatu malam
kau datang bawa jiwa tercabik berdarah yang tak mampu
lagi bertahan dalam dirimu. Sayang, kedamaian yang jiwamu cari
tak berada dalam buku buku atau jalinan syair tentang keabadian.
Seperti Icarus, kau terbang naik dengan cepat lalu
terjatuh dengan sayap sayap terbakar matahari.
Furor poeticus, kau barangkali telah tersesat
dalam ratapanmu sendiri.
Inilah dunia, Aurel!
Begitu sedikit pengetahuan yang kita tahu tentangnya
sementara hidup ini begitu singkat.
Apabila tragedi telah berakhir,
yang tersisa hanyalah drama satir.
si tacuisses, philosophus mansisses
Demikianlah,
di bawah pohon ara ini
kumaklumi
bahwa kau pasti
benar benar lelah
....
**)kuangkat dari tulisan Jostein Gaarder: Vita Brevis
sebagai syair gugatan cinta Floria Aemilia terhadap Aurelius Augustinus, mantan kekasihnya.
Hehehe... Baru sekali ini gue lihat ada syair masuk ke comments. Mestinya gue taruh aja ya di body text-nya itu. Hahaha...
Post a Comment
<< Home