Secangkir Teh
SECANGKIR TEH

Nan-in menghidangkan the. Ia menuangkan teh itu ke dalam cangkir tamunya hingga penuh, dan masih terus saja menuang.
Dosen tersebut memandang tumpahan teh hingga akhirnya ia tidak bisa bertahan untuk berdiam diri. “Sudah penuh. Tidak muat lagi!”
“Sama seperti cangkir ini,” Nan-in mengatakan,”Anda penuh dengan gagasan dan spekulasi diri Anda sendiri. Bagaimana saya bisa menunjukkan kepada Anda Zen, jika Anda tidak mengosongkannya terlebih dahulu?”
Catatan :
Dipetik dari Daging Zen, Tulang Zen : Bunga Rampai Karya Tulis Zen dan Pra-Zen, Jilid 1. Dikumpulkan oleh Paul Reps. Diterjemahkan oleh Bhadravajra Heng Tuan. Yayasan Penerbit Karaniya, Bandung, Oktober 1996.
Labels: Refleksi Spiritual
3 Comments:
Uhu...hu....
setiap kali postingan tentang ZEn gini, kena lagi saya...
makasih ya Pak, di siang yang panas ini udah didingatkan lagi
Kisah-kisah spiritual seperti Zen atau Sufi selalu aktual untuk dibaca setiap saat. Koleksi buku gue memang lebih banyak ke Zen, dibandingkan Sufi.
hehehehe..udah lama ga baca ttg zen
Post a Comment
<< Home