The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Sunday, August 10, 2008

Seinci Waktu, Sekaki Permata

SEINCI WAKTU, SEKAKI PERMATA

Seorang saudagar bertanya kepada Takuan, seorang guru Zen, untuk meminta saran darinya tentang bagaimana ia harus menghabiskan waktu. Ia merasa sepanjang hari ia hanya menunggui ruang kantornya dan duduk kaku untuk menerima penghormatan dari orang lain.

Takuan menuliskan delapan huruf China dan memberikannya kepada orang itu:

Tidak dua kali hari ini
Seinci waktu, sekaki permata
Hari ini tidak akan kembali lagi
Setiap menit adalah sebutir permata yang tidak ternilai harganya
***

Catatan :
Dipetik dari Daging Zen, Tulang Zen : Bunga Rampai Karya Tulis Zen dan Pra-Zen, Jilid 1. Dikumpulkan oleh Paul Reps. Diterjemahkan oleh Bhadravajra Heng Tuan. Yayasan Penerbit Karaniya, Bandung, Oktober 1996.

Labels:

2 Comments:

Blogger Unknown said...

ini maksudnya berarti kita jangan menunggu saja ya? Kita musti menghargai waktu, begitu?

7:58 PM  
Blogger Urip Herdiman Kambali said...

Aku juga berpikir begitu, May. Jangan cuma berpangkutangan sajalah. Bahasa modernnya, kita harus aktif dan progresif dalam berpromosi.

8:22 PM  

Post a Comment

<< Home