Sebelum Mimpi Selesai
Suara ketukan di daun jendela.
“Bangun, dong, aku sudah datang!”
kata matahari pagi manja membangunkanku.
Lelaki itu bangkit dan cuci muka.
“Maaf, Tuhan, tadi aku tidak sempat bertamu .
Kantuk datang lebih cepat daripada suara adzan,”
gumamnya sendiri.
Ditatapnya jarum jam yang terengah-engah
mendaki siang yang meninggi.
“Berat ya?” katanya bertanya mengejek.
“Capek dech!”
Lewat tengah hari yang terik,
jarum jam meluncur cepat menuju pantai,
seperti ingin bertemu pacar gelap.
“Hey, sabar sedikit dong.
serunya.
Di tepi pantai, angin tersenyum lembut dan ramah.
Manis sekali.
Dan ombak berlari-lari kecil merendam kakinya.
Matahari sore pergi mengembara
menjelajahi kalender mengejar tanggal baru,
rembulan datang malu-malu menggantikannya.
Selalu begitu.
Kadang rembulan datang lebih cepat,
“Aku ingin bercinta denganmu malam ini,”
bisiknya di telinga lelaki itu,
”sebelum mimpi ini selesai.”
Sawangan, 22 September – 20 November 2007
Urip Herdiman K.
Labels: Puisi
0 Comments:
Post a Comment
<< Home