The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Tuesday, April 29, 2008

Toilet Atawa Rest Room, yang Tidak Selalu Kecil


TOILET ATAWA REST ROOM, YANG TIDAK SELALU KECIL

Ini bagian belakang dari kehidupan kita sehari-hari yang mungkin sering terlupakan. Tidak apa-apa. Namanya juga kamar kecil, walaupun tidak selalu kecil. Itu kalau di rumah. Kalau kita ke mall, plaza, square ataupun gedung-gedung perkantoran, disebutnya toilet atau juga rest room. Adapula tanpa nama, hanya gambar pria dan wanita. Kita semua tahu artinya, ya tempat untuk buang air kecil alias pipis dan pup.

Toilet atau rest room ini ukurannya bermacam-macam. Memang ada yang kecil, hanya terdiri dari satu bilik dan satu urinoir. Tetapi ada juga yang besar dan lebar. Di hotel-hotel bintang lima, toilet atau rest room besar dan lebar, serta nyaman. Banyak cermin, silakan mejeng untuk yang asli narsis. Tinggal tambahkan tempat tidur, pasti banyak yang mau tiduran di situ.

Saya punya keahlian yang tak ada tandingannya untuk mencari toilet di tempat-tempat umum. Keahlian ini saya dapatkan dari seorang teman kuliah di Sejarah UI - 1984. Pertama, tentu saja, jangan malu untuk bertanya, karena bisa-bisa sesat di jalan. Yang kedua, saya melatih mata saya untuk secepat mungkin menangkap tanda-tanda yang menunjukkan dimana letak toilet. Gak kalah sama matanya pasukan komando Dan yang ketiga, saya melatih hidung saya setajam hidung anjing herder milik kepolisian. Tak pernah salah. Hehehe…

Banyak teman yang merasakan manfaatnya tatkala berjalan dengan saya. Karena ternyata banyak juga orang yang suka malu ke toilet umum atau sekadar menanyakan dimana letak toilet. Ampun…! Saya bisa dengan cepat menunjukkan dimana letak toilet yang terdekat. Pernah suatu ketika keahlian ini juga menguntungkan saya. Seorang teman wanita, mungkin karena merasa tidak nyaman denan lingkungan gedung itu, mengajak saya untuk menemaninya masuk juga ke dalam toilet wanita. Ooh…!

Eh, tetapi sabar, jangan ngeres dulu. Saya tidak diperkosa olehnya, kok.

Nah, beres urusan dengan teman wanita ini, saya sempat melihat sekilas suasana di dalam toilet wanita itu. Astaga! Banyak tissue yang bertebaran, banyak sisa lipstik di cermin. Ada bekas jari. Ada bekas bibir. Ada yang tipis, ada yang tebal. Ada yang mungil. Ada yang lebar. Wow!

Ah, seandainya saya seperti cermin yang selalu disinggahi bibir-bibir wanita itu. Hemm… Mungkin bibir saya sudah kapalan hehehe… *** (25 Maret 2006 – 29 April 2008, Urip Herdiman K.)

Labels:

3 Comments:

Blogger Unknown said...

Waduh, masuk ke toilet wanita?
Gak usah jai cermin deh, kalau mau disinggahi bibir wanita he..he..

6:05 PM  
Blogger Urip Herdiman Kambali said...

Hehehe...:-)

7:03 PM  
Blogger astrid savitri said...

Setujuu....

Toilet adalah tempat yg paling pas buat mengekspresikan diri sebebas2nya tanpa ada yg menghakimi. Seseorang gak mungkin jaim saat mengejan, bukan? Dan siapa saja bebas ngelamun, nangis, merokok ngumpet, dandan, ngisi tts, cari tisu gratisan, menulis kata2 jorok, menggambar alat kelamin, mengungkapan cinta di tembok toilet, atau bahkan meninggalkan nomor hp dgn penuh harapan. Toilet juga tempat yg sangat aman utk sms atau menelpon selingkuhan, masturbasi atau bahkan sekalian quicky sex kalau beruntung. Pokoknya buat saya, toilet itu banyak banget manfaatnya...

2:30 AM  

Post a Comment

<< Home