Menunggu September
MENUNGGU SEPTEMBER
Di mana kita akan bertemu?
Sebuah tempat di mana pedagang berjualan makanan sampai larut malam. Duduk lesehan di emperan. Ada pengamen yang menyanyikan lagu tentang sebuah kota. "Pulang ke kotamu/Ada setangkup haru dalam rindu/Masih seperti dulu…."

Atau mungkin penyair membacakan puisi yang meneriakkan kemiskinan. Ah, negeri kaya raya yang miskin, negeri miskin tapi sok kaya.
Dan aku tahu di dekatnya ada sebuah gereja tua, yang di sebelah kiri dan kanannya dihiasi pohon-pohon cemara. Ingin kudengar dentang lonceng gereja itu, bersama guguran ranting-ranting cemara. Teng…teng…teng…! Tambahkan sedikit gerimis. Aih!
Masih adakah tempat lain yang kau inginkan? O, iya, sebelum lupa, di kotaku ataukah di kotamu?
Di mana pun kita bertemu, di sana aku menunggumu.
Gambeer, 27 Mei 2008
Urip Herdiman K.
Catatan :
Petikan lirik lagu Yogyakarta milik KLa Project.
Labels: Puisi
8 Comments:
Di mana pun kita bertemu, di sana aku menunggumu.
Aih...... kata-katanya manis sekali
untuk siapakah gerangan?
Hehehe... Yaa...untuk yang mau ditungguin sama si penyair ini gheeto loh...
yang baru mana Pak?
Pak, saya bikin blog puisi, please kasih masukannya ya? di
kasih masukannya ya?
di www.paragraphdalamhujan.wordpress.com
di Gambeer kita bertemu, pada suatu pagi yang ungu
tak perlu berjanji
kita pasti bertemu lagi
;-))
flattered..
blushing..
dan berpikir keras..bagaimana kamu bisa terinspirasi oleh hanya beberapa pesan pendek:)
Post a Comment
<< Home