Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai di Dalam Gelas
TUHAN DAN HAL-HAL YANG TAK SELESAI
DI DALAM GELAS
Di dalam gelas, kita duduk bercakap-cakap
membicarakan Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai,
serta persoalan yang kunjung selesai
menghabiskan anggur malam
Kau percaya pada satu kali kehidupan,
aku berbicara tentang hidup yang berulang kali
Kau berkisah tentang Dewi Kwan Im,
aku bercerita tentang Bunda Maria
Kau senang mendengar suara adzan subuh
dari mesjid dekat rumahmu
yang membuatmu menangis
sementara aku selalu terpesona pada dentang lonceng gereja
yang menggetarkan
Kau menulis tentang Stonehenge
aku menulis Borobudur
Kau ingin melihat Machu Picchu
aku ingin mengunjungi La Sagrada Familia
Indah sekali…
Belum habis anggur di dalam gelas ini
dan kita berdebat tentang apakah anggur ini
masih sisa setengah atau tinggal setengah lagi,
sementara pagi sudah mengintip
: kita telanjang bersama
Kau menatap bintang-bintang yang berserakan
dan berbicara tentang zodiakmu, Gemini
sedangkan aku mencari bintang pagi Sirius
Apakah kita mabuk?
Tidak,
terlalu banyak hal yang harus diselesaikan
tidak ada waktu untuk mabuk
“Semua butuh biaya,”
katamu
“Tentu!”
jawabku
Apa?
Kau bertanya tentang berapa jumlah kartu kredit yang kumiliki
Oh!
Dan berapa jumlah uang dalam rekeningku
Ugh!
Heh… gerah sekali
aku ingin semua cepat berakhir
tidak apa-apa kalau tidak selesai
“Hey, kau mau kemana?”
tanyaku
“Ya, sebenarrnya kita mau kemana?
Mau ke altar, atau ke penghulu, atau ke catatan sipil?”
katamu balik bertanya
Aah…!
Sawangan, 22 Desember 2007 – Jakarta 1 Juli 2008
Urip Herdiman K.
Catatan :
Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai,
kumpulan esai Goenawan Mohamad, 2007.
Labels: Puisi
0 Comments:
Post a Comment
<< Home