Tuhan Diingat Saat Adu Penalti
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFuAtNL_1D6s-mXIFT7jOz2qtxabEM7osIMZ9vYpkxHkZi2dtKNc9eFosZ9FkeJXlHP1QdZkoKxjDf4_-2PDfTOvEHZjZDGl0vN7ZePCSZ-reM9XbJsPHf6jaCXChOQzbP9a0i/s400/Penalti.jpg)
TUHAN DIINGAT SAAT ADU PENALTI
Apakah kita selalu ingat Tuhan setiap saat?
Mungkin ya, mungkin tidak
Adakah saat yang tepat untuk mengingat-Nya?
Tentu selalu ada saat untuk itu,
salah satunya ketika adu penalti harus dilakukan
Kini aku mengerti,
mengapa stadion-stadion, di barat,
selalu lebih penuh
dibandingkan rumah-rumah ibadah
Di stadion,
orang menemukan gairah karena ada harapan
ada pelampiasan walau kecewa
Setidaknya, orang bebas berekspresi
di sini, saat ini
: hangat dan meriah
Di rumah-rumah ibadah
orang lebih banyak menemukan khotbah
tentang kehidupan akhirat setelah mati
nanti
yang entah kapan tiba
: dingin dan beku
Dan di stadion
siapa pun yang hadir di sana
melihat ke atas
menangkupkan kedua telapak tangannya
atau membuat tanda salib di tubuh
: berdoa
Tuhan pun maha adil untuk semua
tanpa membeda-bedakan
Maka dari itu
dilemparkanlah ke tengah lapangan hijau
: koin keberuntungan
Sawangan, 2 Juli 2006
Urip Herdiman K.
Catatan :
Diinspirasikan dari adu penalti Inggris – Portugal dalam babak 8 besar Piala Dunia 2006. Inggris kalah adu penalti 1 – 3.
Diposting pertama kali pada milis BungaMatahari dan Meditasi Bali Usada, sehari kemudian.
Labels: Puisi
2 Comments:
Benar2 filosofi yang sangat dalam dari hal yang sangat sederhana....
Urip emang pintar memainkan kata
itu lah urip, hehehe
Post a Comment
<< Home