The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Monday, August 11, 2008

Dowsing dengan Pendulum (Bagian Kedua)

DOWSING DENGAN PENDULUM
(Bagian Kedua)


Oleh :

Urip Herdiman K.*


Lebih Jauh Tentang Pendulum

Pendulum adalah sesuatu benda yang digantungkan pada rantai (atau tali atau benang) dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pendulum hanya bisa menjawab pertanyaan yang jawabannya adalah ‘ya’ atau ‘tidak’ (yes or no question). Dia tidak bisa memberikan jawaban dengan penjelasan yang panjang lebar.

Kita bisa membeli pendulum di toko-toko buku dari harga yang murah sampai yang mahal, kalau ada. Karena tidak semuanya menjual. Jika pun ada pastilah impor. Dan itu artinya mahal sekali. Tetapi Anda tidak perlu cemas. Sebab pendulum yang terbaik, seperti yang diyakini para praktisi dowsing, ternyata adalah pendulum yang kita buat sendiri.

Untuk membuat pendulum mudah sekali. Kita hanya perlu paling sedikit dua komponen, dan paling banyak tiga komponen. Yang pertama, adalah benda yang akan digantung sebaai pendulum. Benda itu bisa berupa kancing, cincin (termasuk cincin kawin), kunci bekas, manik-manik, anting, gantungan kunci, salib, kristal bekas peluru, dan lain-lain, termasuk juga peniti dan teh celup. Ted Andrews menyebutkan yang terbaik adalah yang berbentuk bulat, silinder (bekas peluru), belahan bola, atau bentuk seperti air mata (biasanya kristal). Dan yang pasti, sebaiknya simetris.

Benda atau obyek itu bisa terbuat dari kayu, logam, kristal, bekas peluru, plastik dan sebagainya. Tetapi satu hal yang pasti, semuanya harus simetris. Benda itu haruslah cukup berat untuk digantung, tetapi sekaligus juga cukup ringan. Kita akan menemukannya di rumah kita sendiri atau di kios-kios asesori anak muda yang banyak ditemukan. Kita bisa merasakan benda tersebut dengan menimangnya.

Komponen kedua adalah alat untuk menggantungnya, seperti rantai, benang atau tali (seperti tali pancing). Soal panjang pendeknya ini tidak ada ukuran yang pasti, tetapi dari pengalaman penulis, ini akan berkaitan dengan panjang pendeknya lengan kanan kita (atau lengan kiri jika Anda kidal), dimana pendulum itu digantungkan. Penulis sendiri biasanya memotong rantai cukup kl. 20 Cm. Tetapi soal ini terserah kita masing-masing.

Itu dua komponen yang pertama. Jika menggunakan tali atau benang, kita bisa mengikatnya langsung pada obyek yang digantung tersebut. Tetapi jika menggunakan rantai, maka kita perlu tambahan ring, yang menghubungkan obyek dengan rantai. Bahkan beberapa praktisi juga menempatkan ring di ujung lain dari rantai sebagai pegangan biar mantap. Ring ini dengan mudah bisa kita dapatkan pada gantungan kunci yang umumnya selalu ada rantai pendeknya. Tentu kitta juga perlu obeng dan tang untuk sedikit membuka dan kemudian menutup ring itu.

Membuat Program untuk Pendulum


Nah, jika kita sudah membuat pendulum, kita perlu belajar mempergunakannya. Sehingga kita tahu apa arti gerakan pendulum tersebut. Jika pendulum itu digantungkan di atas telapak tangan, di atas lutut, di atas foto atau tanda tangan, bisa saja ia bergerak sendiri. Tetapi apa maknanya jika kita tidak tahu? Untuk itu kita perlu membuat programnya.

Seperti sudah disebutkan di atas, pendulum hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ‘ya’ atau ‘tidak’. Ada dua pilihan untuk program pendulum ini. Untuk jawaban ‘ya’ (yes atau positif) biasanya dipergunakan gerakan melingkar searah jarum jam (clockwise), maka untuk jawaban ‘tidak’ (no atau negatif) adalah melingkar berlawanan arah jarum jam (anti-clockwise).
Atau pilihan yang kedua. Untuk ‘ya’ mempergunakan gerakan maju-mundur (to-and-fro), sementara untuk jawaban ‘tidak’ menggunakan gerakan mengayun dari kiri-ke-kanan (side to side).

Jika kita memilih gerakan melingkar, baik ke kanan maupun ke kiri, pergunakanlah kode itu seterusnya. Tetapi jika kita memilih gerakan mengayun, baik kiri-kanan mupun maju-mundur, pertahanakan juga selanjutnya.

Usahakan untuk berlatih sesering mungkin, setiap hari, sekalipun hanya sekitar 10 sampai 15 menit.

Penulis mempergunakan gerakan melingkar ke kanan untuk positif, dan melingkar ke kiri untuk negatif. Tetapi ternyata dalam perjalan penulis selama belajar dan memakai pendulum, penulis menemukan ada gerakan-gerakan untuk untuk jawaban-jawaban ‘mungkin’ (maybe) dan ‘tidak tahu’ atau belum waktunya untuk diketahui’. Untuk itu, penulis menggunakan gerakan mengayun kiri-kanan (side to side) untuk jawaban ‘mungkin’ dan maju-mundur (to and fro) untuk jawaban ‘tidak tahu’. Penulis menafsirkan jawaban ‘tidak tahu’ ini sebagai jawaban Tuhan bahwa kita tidak boleh tahu atau belum waktunya untuk mengetahui.
Semuanya ini akan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing praktisi. Karena teknik dasarnya memang sama, tetapi pada saatnya, seorang praktisi pendulum (pendulist) akan mengembangkan gaya dan kemampuannya sendiri.

Kode gerakan yang kita buat ini sebaiknya dipertahankan terus dan jangan diubah-ubah, karena biasanya seorang praktisi dowsing/pendulum (bisa disebut dowser atau pendulist) juga akan berkembang menjadi seorang kolektor pendulum Umumnya, setiap melihat sesuatu benda kecil yang bisa digantung, ada kemungkinan ingin menjadikannya sebagai pendulum. Ini yang penulis alami dan dibenarkan oleh praktisi lainnya. Bayangkan kalau kita membuat kode gerakan yang berbeda untuk setiap pendulum yang kita miliki. Maka kita sendiri yang akan pusing menafsirkannya.

Berlatihlah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kita sudah mengetahui jawabannya, sehingga kita tahu apakah jawabannya benar atau salah. Misalnya : Apakah Presiden Indonesia saat ini Soeharto? Apakah ibukota Indonesia adalah Jakarta? Apakah Jogjakarta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia? Apakah hari ini hari Senin? Apakah hari ini tanggal 16 Agusutus? Apakah Perang Dunia III sudah terjadi? Dan seterusnya.

Itu adalah pertanyaan-peertanyaan yang sifatnya kualitatif atau pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Namun pendulum juga bisa menjawab pertanyaan yang sifatnya kuantitatif dengan bantuan sebuah gelas, atau kacamata, atau ballpoint, atau sisi perkusi telapak tangan. Tempatkan pendulum dekat dengan bibir gelas tersebut, atau ditengah-tengah bibir gelas. Tanyakanlah misalnya: Berapa jumlah pemain dalam satu tim sepakbola? Berapa 5 dikurangi 2? Berapa lebar aura diri saya sendiri? Berapa jumlah provinsi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia? Jumlah ketukan pada bibir gelas, itulah jawabannya.

Jika kita pergi ke suatu tempat dan kehilangan arah, kita bisa menggunakan pendulum sebagai petunjuk arah. Maka pendulum akan menunjuk (pointing) arah yang ditanyakan. Misalnya di hotel dan ingin shalat, sementara tidak ada petunjuk arah kiblat, tanyakanlah: Tunjukkan kemana arah kiblat. Jika kita kehilangan orientasi tempat, tanyakanlah: Tunjukkan arah utara yang sebenarnya. Atau tidak punya arloji, tanyakanlah: Jam berapa sekarang?. Lihat, ke arah mana gerakan pendulum itu menunjuk.

Semua itu memang baru pertanyaan-pertanyaan dasar. Kita perlu sebanyak mungkin melatih pertanyaan-pertanyaan ini, walau kadang membosankan dan konyol. Tetapi ini diperlukan untuk menumbuhkan keyakinan pada diri kita bahwa pendulum kita memang berguna dan handal, sehingga dapat dipercaya.

Pada saat kita melakukan pembacaan pendulum, jangan lupa supaya badan tegak, tetapi relaks. Satu tangan memegang pendulum dan tangan lainnya terbuka menghadap ke atas. Jangan lupa, jangan pernah menyilangkan kaki.

Jika kita sudah mahir, mungkin hal-hal ini tidaklah masalah. *** (Bersambung)

Labels:

2 Comments:

Blogger Unknown said...

wah, perlu lebih banyak gambar yang menunjukkan cara membawa, saat bertanya dan sebagainya
tapi, ntar kalau kita bertemu pasti aku mau minta diajarin langsung he..he...

5:16 PM  
Blogger Unknown said...

yPendulum sdh lama saya kenal & sering saya pergunakan, saat ini saya sedang membuktikan untuk yang ke 47 kalinya menerawang jenis kelamin janin (bayi) yang dalam kandungan, tanpa salah, bahkan sudah sering saya gunakan untuk keperluan lain, petunjuk arah, deteksi lokasi, sumber air, dll

11:48 PM  

Post a Comment

<< Home