The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Thursday, August 28, 2008

Sarapan di Stasiun Kereta Depok

SARAPAN DI STASIUN KERETA

Ini tentang acara sarapan di stasiun kereta, apakah Stadela (Stasiun Depok Lama) ataupun Stasiun Depok Baru (Stadebar).

Dahulu saya agak enggan untuk makan di stasiun kereta api. Pertama-tama, warung-warung itu kecil dan sempit, sehingga kadang-kadang saya harus melihat tempat cucian piringnya. Hah…!

Saya makan lambat, mungkin mengunyah hampir 32 kali sesuai Hadis Rasul. Jadi saya selalu makan di rumah, roti atau mie, setelah itu berangkat. Atau kalau tidak, saya makan setelah tiba di kantor. Namun kebiasaan itu sekarang berubah, setelah saya penasaran setiap kali melihat makanan yang ada di warung-warung di stasiun kereta. Menggiurkan dan mengundang selera.

Setiap pagi, begitu tiba di Stadela atau Stadebar, setelah membeli tiket KRL Depok Ekspres, saya ke warung makanan langganan saya. Biasanya selalu ada nasi uduk yang dibungkus daun pisang, lontong, ketupat bungkus, gorengan, lopis, ketan beras putih atau hitam, gemblong, kikil, enzovoort, enzovoort plus sambal dua macam. Di warung lain, ada menu yang berbeda. Tidak jauh dari situ, ada pedagang ketupat sayur Padang. Kadang saya juga makan bubur ayam, sebagai selingan.

Di warung langganan saya, yang saya suka adalah nasi uduk daun pisang atau lontong. Sesekali lopis. Bisa juga ketan. Yang penting, harga murah dan nendang banget. Jedig!

Di warung- warung sebelah, juga begitu. Tetapi setiap warung biasanya punya unggulan yang berbeda. Langganan saya, unggulannya adalah nasi uduk daun pisang itu, sementara yang lain nasi uduk saja, tanpa dibungkus daun pisang.

Nikmatnya sarapan di stasiun membuat saya ketagihan, jadi saya tak perlu makan dari rumah. Dan saya pun belajar untuk makan cepat. Cepat selesainya hap…hap…hap…cepat pula datangnya kereta tut…tut…tut… Oh, bunyinya tidak begitu lagi, karena ini listrik. Suaranya lebih halus.

Sambil makan, saya suka melihat kanan kiri. Pedagang yang masih pakai daster tidur, ibu -ibu yang cari makanan untuk keluarga di rumah, orang-orang yang hilir mudik membawa makanan yang akan dititipi di warung-warung. Dan bonusnya, tentu saja para penumpang kereta yang cari sarapan dan minum kopi atau teh. Di sini kadang-kadang muncul perempuan cantik, wangi, dengan tubuh yang masih segar dan rambut yang basah. Aaah… Kira-kira, dia habis ngapain ya sebelum berangkat? Mungkin mendapat serangan fajar dari suaminya.

Enaknya yang lain adalah obrolan ngalor-ngidul yang aneh-aneh. Soal anak-anak sekolah, soal rumah tangga, suami yang tidak pulang-pulang, hutang piutang, perselingkuhan, perceraian dan berbagai macam cerita kehidupan.

Minggu depan sudah masuk bulan Ramadhan. Jadi selama satu bulan mungkin saya harus libur dulu tidak cari sarapan di stasiun. Terpaksa sarapan di rumah tanpa pemandangan yang cantik-cantik. *** (7 Juli – 28 Agustus 2008, Urip Herdiman K.)

Labels:

1 Comments:

Blogger Unknown said...

ah... saya mau nasi uduk dibungkus daun.... enaknya....

7:08 PM  

Post a Comment

<< Home