Telepon Tengah Malam
TELEPON TENGAH MALAM
Suatu malam,
ketika hujan baru saja usai
dan dingin menyapa tubuhku
kita berbicara dan tertawa bersama
di ujung telepon
Kau bercerita seperti bendungan yang jebol
mengalirkan kata-kata sampai jauh,
melewati tengah malam
“Nasib buruk masih setia padaku,”
katamu lirih.
“Dan tidak ada mimpi-mimpiku yang terwujud”
Lalu ketika kau bertanya mengapa,
aku menawarkan kacamata baru untuk melihat persoalannya
dari sudut karma dan reinkarnasi
Kau terdiam, aku pun tidak mendesak
“Oke, ini hanya satu alternatif saja dalam melihat persoalan.
Kapan-kapan akan kutelepon lagi,”
kilahku sembari menatap jam meja yang terlelap
“Terima kasih ya... Bulan depan pulsa telepon kamu meledak lho…”
balasmu
Kita pun tertawa bersama
Tetapi sungguh,
aku tidak tahu kenapa dan untuk apa
tertawa di malam selarut itu
Kurasa mendung masih menggayut di matamu yang pias itu
Bedahan, 31 Agustus 2008 – Jakarta, 12 November 2008
Urip Herdiman K.
Labels: Puisi
1 Comments:
"tapi sungguh aku tidak tahu mengapa dan untuk apa....."
ah, aku malah bisa dengan jelas melihatnya....
Post a Comment
<< Home