The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Thursday, December 18, 2008

Prestasi Menukik, Manajer Ditendang

PRESTASI MENUKIK, MANAJER DITENDANG

Keras dan kejamnya sepakbola profesional liga-liga Eropa kembali memakan korban. Dan seperti yang sudah diduga, korbannya adalah manajer tim. Kali ini Paul Ince dipecat oleh manajemen Blackburn Rovers Selasa kemarin, setelah bertugas hanya 6 bulan saja sementara Blackburn Rovers terdampar di peringkat 19 klasemen sementara Liga Premier Inggris.

Dunia sepakbola profesional (Eropa) memang telah berubah drastic dan menjadi kejam, sejak klub menjadi dilihat sebagai sebuah entitas bisnis yang diharapkan mendatangkan keuntungan. Klub-klub liga-liga Inggris, Spanyol, Italia, dan Jerman mempunyai trend yang sama. Untuk klub-klub besar seperti Real Madrid, Barcelona, Bayern Muenchen, Chelsea, Manchester United, Inter Milan, Juventus, dll. prestasi diukur dari raihan gelar dan piala di akhir musim. Gagal atau tanpa gelar, maka pintu keluar terbuka untuk sang manajer atau pelatih. Bahkan pelatih sekaliber Vicente del Bosque dan Fabio Capello yang memberikan gelar untuk Madrid pun, ditendang. Ingat saja Roberto Mancini yang ditendang Inter Milan musim lalu, padahal ia memberikan gelar scudetto. Apalagi jika tanpa gelar dan piala di akhir musim. Silakan angkat kaki.

Untuk beberapa klub lainnya, mungkin sulit untuk bicara gelar atau piala. Mereka hanya memasang target untuk finish di zona Eropa yang akan mengantarkan mereka lolos ke Piala UEFA. Atau jika pun tidak bisa masuk ke zona itu, ya setinggi-tingginya di klasemen akhir kompetisi liga.

Namun hampir semua klub, tak peduli klub besar atau kecil, pasti akan resah jika klubnya terus menerus menderita kekalahan beruntun dan masuk zona degradasi. Pemecahan yang paling cepat adalah memecat manajer atau pelatihnya. Tidak ada klub yang memecat pemain untuk sebuah kegagalan.

Musim ini saja, di Liga Inggris kita bisa lihat beberapa manajer yang mundur atau dipecat. Kevin Keegan (mundur dari Newcastle United), Juande Ramos (dipecat Tottenham Hotspur), Alan Curbishley (dipecat West Ham), Roy Keane (mundur dari Sunderland), Harry Redknapp (mundur dari Portsmouth, lalu masuk ke Tottenham), dan terakhir Paul Ince.

Sementara di liga Spanyol, yang paling heboh tentu ketika Bernd Schuster dipecat untuk kemudian digantikan oleh Juande Ramos yang sebelumnya ditendang Tottenham. Masih ada beberapa klub lain di berbagai liga, termasuk Markus Babbel yang menggantikan Armin Veh di VfB Stuttgart.

Ada manajer atau pelatih yang ditendang atau dipecat, tetapi dunia sepakbola tidak akan kekurangan peminat yang ingin mengisi posisi tersebut. Banyak manajer atau pelatih yang mengganggur, menunggu rekan mereka jatuh dan tergusur dari klubnya. Mereka pun siap menggantikannya. Atau manajer dan pelatih muda yang naik. Mereka semua sangat sadar betul risiko pekerjaan mereka dan apa yang dipertaruhkannya dalam bisnis yang hasilnya bisa dilihat dan dihitung setiap minggu. Menang, seri atau kalah, dan ada di peringkat berapa pada klasemen.

Anehnya, manajer atau pelatih yang sukses biasanya bukanlah mantan pemain top pada zamannya. Mereka cuma pemain yang biasa-biasa saja, bahkan nyaris tidak terdengar apalagi diingat. Siapa yang kenal Alex Ferguson di masa ia bermain? Arsene Wenger? Arrigo Sacchi? Jose Mourinho? Mungkin tidak banyak. Bandingkan dengan Alfredo di Stefano, Johan Cruyff, Franz Beckenbauer, Kevin Keegan, Kenny Dalglish. Mereka adalah pemain-pemain hebat pada masanya. Tetapi sebagai manajer, nama bukanlah jaminan akan kesuksesan. Banyak mantan pemain top yang jadi manajer atau pelatih, dan hasilnya gagal.

Namun hampir semua manajer atau pelatih, sebenarnya menginginkan dukungan yang solid dari pihak manajemen dan supporter klub. Dan mereka membutuhkan waktu yang cukup dalam membangun timnya. Tidak semua manajer atau pelatih bertangan Midas, selalu sukses pada tahun pertama. Dan tidak semua manajer atau pelatih dibekali uang yang banyak untuk membeli pemain yang diinginkannya. Jose Mourinho bisa sukses berkat dukungan dana yang kuat dari Roman Abramovich dan pemain-pemain terbaik di setiap lini. Tetapi lihat, Alex Ferguson baru sukses tahun 1992, setelah memegang MU sejak 1986. Dan Arsene Wenger sukses pada tahun keduanya setelah menangani Arsenal sejak 1996.

David Moyes yang menangani Everton mengemukan kecemburuannya. Katanya tidak banyak manajer atau pelatih yang punya kesempatan untuk bertahan hingga bertahun-tahun di sebuah klub. Yang ada, mereka dituntut untuk memberikan hasil instant, dan bisa dipecat setiap saat kapan saja bila prestasi klub mereka menukik. *** (UHK, 18 Desember 2008)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home