The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Thursday, April 02, 2009

Brawn GP dan Semangat Olahraga

BRAWN GP DAN SEMANGAT OLAHRAGA

Brawn GP, yang dibangun Ross Brawn dari puing-puing Honda Racing Team, melakukan debut yang sangat gemilang mengawali musim kompetisi balap Formula I, dengan menjuarai GP Australia yang berlangsung di Sirkuit Albert Park, Melbourne, pada Minggu, 29 Maret 2009. Dua pembalapnya, Jenson Button dan Rubens Barrichello, menempati podium 1 dan 2, setelah sebelumnya juga merebut pole position pada babak kualifikasi.

Media-media menyambutnya bak kemenangan Cinderella. Saya melihatnya sebagai kemenangan semangat olahraga sejati, yang mengatasi segala-galanya, termasuk fanatisme pada tim.

Secara pribadi, saya pendukung tim McLaren sejak saya mengikuti berita-berita Formula 1, mungkin hampir 25 tahun lalu, bersamaan dengan terbitnya tabloid Bola. Dan di sepakbola, saya mendukung Everton FC di Liga Inggris, yang sempat menguasai puncak Liga Inggris periode 1984/1985 dan 1986/1987. Hal itu terbawa sampai sekarang.

Saya tetap mengikuti perkembangan kedua tim tersebut, jatuh bangunnya McLaren di Formula 1 dan Everton di Liga Inggris. Minimal, saya selalu ingin tahu hasil-hasil yang mereka capai setelah suatu race atau setelah pertandingan liga di akhir pekan. Menang, saya senang. Kalah, ya tidak apa-apa.

Tetapi zaman juga berubah. Selalu ada tim yang dominan, dan selalu ada tim yang menjadi penantang, atau sekadar cuma kuda hitam. Dan saya pun menikmatinya. Mendukung tim favorit saya secara tradisional, namun juga suka dengan mnculnya tim-tim baru yang punya potensi.

Bayangkan ketika Ferrari mendominasi balap Formula I selama 5 tahun pada awal milenium ini. Sangat membosankan. Seperti penonton yang lain di belahan dunia manapun, saya meninggalkan televisi. Tanpa perlu menonton teve, saya bisa menebak siapa juaranya. Michael Schumacher. Juga sangat membosankan ketika Manchester United selalu juara liga. Makanya saya pun suka dengan Arsenal ketika bisa mengganggu dominasi MU. Begitu pula ketika Chelsea juara dua kali berturut-turut.


Di satu sisi, saya punya tim favorit yang selalu saya dukung, seperti McLaren dan Everton. Tetapi di lain sisi, saya juga harus mengakui kalau ada tim lain yang kuat dan layak menyandang titel juara. Namun juga saya tidak suka dengan tim yang terlalu kuat dan terus-menerus mendominasi, karena mengakibatkan kebosanan.

Olahraga merupakan suatu arena untuk melihat munculnya juara-juara baru secara fair. Juara lama berjuang mempertahankan gelarnya, tim lain mencoba merebut gelar dari juara bertahan. Kemapanan membuat kompetisi jadi tidak menarik untuk ditonton, apalagi diikuti sampai akhir. Kejuatan tim baru, seperti Brawn GP di Formula I tahun 2009 ini, Hull City di Premier League dan Hoffenheim di Bundesliga, sangatlah menyegarkan.

Saya berharap selalu ada tim yang bisa menggangu, dan bahkan mematahkan dominasi tim juara yang terlalu kuat dan terlalu lama bertahta. Jika tidak ada kejuatan, buat apalagi menonton teve dan mengorbankan acara lain, kalau sudah tahu siapa yang menang dan siapa yang juara? Saya pikir, demikianlah semangat olahraga sejati. Harus ada penantang yang dapat memecahkan kemapanan, menghasilkan kejutan yang tidak cuma sekali, dan menjadi juara di akhir musim. *** (UHK, Selasa, 31 Maret 2009)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home