Gandhari
GANDHARI
Ketika kekecewaan melandanya
semula ia hanya menutup matanya
tanpa disadari
bahwa telinga dan hatinya ikut tertutup
Tak ada celah untuk sinar mentari,
tak ada tempat untuk nyala sebuah lilin kecil
Ketika kemarahan membakarnya
ia melepaskan kutukan penuh amarah
“Kau biarkan perang ini terjadi,
sehingga seratus anak kandungku mati.
Tiga puluh enam tahun sejak hari ini,
bangsamu akan musnah dari muka bumi!“
Dalam kegelapan
ia hanya mendengarkan perasaannya sendiri
Jakarta, 25 Juni – 13 Juli 2009
Urip Herdiman K.
Labels: Puisi
1 Comments:
Dahsyat baget....
Perasaan Gandari yang kau lukiskan di sini...
Post a Comment
<< Home