The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Tuesday, November 03, 2009

Wajah Seperti Apa?

WAJAH SEPERTI APA?

Suatu pagi, aku baru saja meletakkan pantatku di kursi , dan gelas teh masih terasa hangat, saat gadis itu datang. Lalu kami ngobrol ngalor-ngidul. Tiba-tiba ia bertanya,”Apakah kesetiaan itu? Dan apakah masih ada kesetiaan di zaman sekarang?”

Hahaha… Aku pun langsung tertawa mendengar pertanyaannya. Ah, mungkin perempuan muda ini berpikir bahwa aku seorang filsuf.

Kesetiaan? Apa yang kutahu tentang kesetiaan, setelah aku menendangnya jauh-jauh tahun 1996 lalu, di depan Gereja Bonaventura?

Kesetiaan mungkin lebih mirip dengan artefak purbakala yang terkubur beberapa meter di bawah permukaan tanah. Pernah ada, tetapi tidak banyak yang mengingatnya lagi, kecuali saat sakit hati karena ditinggal pergi kekasih atau dikhianati.

Kesetiaan? Aku hanya tertawa saja mendengar pertanyaannya. Dan kemudian melupakannya. Buat apa memikirkannya?

Hingga tiba-tiba seseorang bertanya padaku. “Apakah kebahagiaan itu? Dimana kebahagiaan bisa dicari?”

Aku menjawabnya tentang sebuah jalan menuju nibbana, tetapi ia menolaknya. Tidak apa-apa.

Tetapi apa wajahku memang wajah seperti seorang filsuf? Atau seperti seorang spiritualis? Entahlah, karena aku juga sering kedatangan orang-orang yang datang bertamu ke rumah hanya untuk meminjam uang. Apakah wajahku kelihatan seperti seorang dermawan yang baik hati, yang tak akan tega untuk menagih uang sendiri?

Hahaha…

Jakarta, 4 November 2009

Urip Herdiman

Labels:

2 Comments:

Blogger Unknown said...

wajah dermawan yang baik hatinya :)

9:01 PM  
Anonymous Anonymous said...

kesetiaan itu ada dong om.. hanya jika pikiran orang itu sudah bisa menembus pragmatisme dan melihat pada tuntas 'darimana, kemana dan siapa' dia? teleological/purpose aspect of life.
tanpa hal ini clear,
waktu merasakan kejahatan orang akan cenderung merasa dirugikan dan ingin untuk membalas, dan untuk itu dia harus menjadi seperti pelaku itu.

bukan untung-rugi, tapi purpose (apa ultimate interest kitanya)
dengan ini, life is much easier dan more enjoyable, like what it is created for.. at least to enjoyed.

jadi kesetiaannya jangan dibuanglah, diambil lagi aja hehe :P

11:26 PM  

Post a Comment

<< Home