The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Thursday, March 04, 2010

Bayangan yang Mengendap-endap Mengintip Kesempatan

BAYANGAN YANG MENGENDAP-ENDAP
MENGINTIP KESEMPATAN


: Riana Sudarma


(Caesar terhuyung-huyung.
Tubuhnya bermandikan darah.
Ia duduk terjatuh.
Sesosok bayangan mendekatinya.
Caesar menatapnya.
“Kau juga, Brutus?” tanya Caesar.

Bayangan itu tidak menjawab, tetapi menghunjankam belatinya.

Tanggal 15 Maret 44 SM.
Julius Caesar menghadiri sidang Senat di Roma.
Caesar dihabisi komplotan yang dipimpin
Marcus Junius Brutus, orang kepercayaannya.
Ia tewas dibawah patung lawan politiknya, Pompeius
)

1/
Pengkhianatan?
Pengkhianatan seperti sebuah bayangan
yang selalu mengikuti diri kita.
Ia tidak akan berdiri jauh,
tidak akan pernah,
karena pengkhianatan tidak akan datang dari orang jauh.

Ia mungkin saja berdiri dekat dengan kita,
sangat dekat
tetapi kita tidak menyadarinya.
Seperti saat kita berdiri di tempat teduh,
dan bayangan pun menghilang.

2/
Pengkhianatan?
Pengkhianatan adalah bayangan yang mengendap-endap
mengintip kesempatan di dalam kesempitan.
Ia berjalan bersama kita
dalam diam sembari membisu seribu bahasa.
Ia bisa makan malam bersama kita,
tertawa sepanjang malam.

Atau mungkin ia sembunyi di bawah selimut,
tidur bersama kita.
Mungkin sekali kita mengenal bibirnya,
permainan lidahnya
dan lekuk-lekuk tubuhnya.

3/
Tetapi darimana pengkhianatan dimulai?
Apakah ketika pikiran ini terbelah
dan melihat kesempatan itu terbuka?
Atau ketika kesempatan itu terbuka
dan pikiran menjadi terbelah?
Ataukah karena lidah yang tidak bertulang ini bercabang?
Entahlah...

4/
Lalu ketika bayangan bersembunyi dalam keteduhan,
ketika kita tidak berpikir bahwa ia akan melakukannya,
tiba-tiba saja ia akan menghunjamkan
sebilah belatinya di dalam kegelapan.

“Ugh!”

Mungkin tidak ada darah yang menetes,
tetapi luka itu akan terus terbawa menembus
pintu-pintu kelahiran dan kematian.

5/
Pengkhianatan tidak pernah datang dari orang jauh,
ia akan datang dari orang dekat,
sangat dekat.

Mungkin ia ada di dalam diri kita sendiri,
mungkin ia adalah kita sendiri.

Pernahkah kau mengkhianati pikiranmu sendiri,
hati nuranimu sendiri?

Maaf,
aku hanya bertanya saja padamu,
karena kebetulan aku sedang bercermin.

6/
Pengkhianatan bisa datang dari mana saja,
tetapi ia tidak akan datang dari orang jauh,
ia datang dari orang dekat.

7/
Hati-hati dengan orang terdekat.

Hahaha...!

Jakarta, 18 Februari – 5 Maret 2010

Urip Herdiman K.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home