The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Sunday, April 25, 2010

Doa Malu-malu yang Setengah Memaksa, Di Usia yang Sudah Kadaluwarsa

DOA MALU-MALU YANG SETENGAH MEMAKSA,
DI USIA YANG SUDAH KADALUWARSA


Tuhan,
dengan segala kerendahan hati
aku meminta pada-Mu

Berikan aku kata, kujadikan ia puisi
berikan aku senja, kujadikan ia puisi
berikan aku malam, kujadikan ia puisi
berikan aku mimpi, kujadikan ia puisi
berikan aku hujan, kujadikan ia puisi
berikan aku badai, kujadikan ia puisi
berikan aku bintang, kujadikan ia puisi
berikan aku matahari, kujadikan ia puisi
berikan aku rembulan, kujadikan ia puisi
berikan aku awan, kujadikan ia puisi
berikan aku resah, kujadikan ia puisi
berikan aku sunyi, kujadikan ia puisi
berikan aku angin, kujadikan ia puisi
berikan aku api, kujadikan ia puisi
berikan aku air, kujadikan ia puisi
berikan aku marah, kujadikan ia puisi
berikan aku perang, kujadikan ia puisi
berikan aku senyum, kujadikan ia puisi
berikan aku rindu, kujadikan ia puisi
berikan aku cinta, kujadikan ia puisi
berikan aku cemburu, kujadikan ia puisi
berikan aku perempuan, kujadikan ia istri
berikan aku pelangi, kujadikan ia puisi

Tuhan,
jangan tunda lagi permintaanku ini
karena usiaku sudah kadaluwarsa

Amin!

Sawangan, 24 September 2006 – Jakarta, 25 April 2010

Urip Herdiman K.

Catatan :
Versi asli puisi ini dibacakan di acara pernikahan Anita Louise
– Anindya Barata pada Minggu, 25 April 2010
di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Labels:

Monday, April 19, 2010

Senja di Gereja Tua

SENJA DI GEREJA TUA

Sebenarnya aku tak hendak mengganggu ketenangannya. Maklum, sebagaimana orang tua yang senang duduk di kursi goyangnya merasakan semilir angin, ia butuh ketenangan. Tetapi entah kenapa, setiap kali aku lewat di depannya, ia selalu tersenyum dan bergoyang-goyang, seolah memanggilku untuk singgah. “Teng!”

Sehingga pada suatu waktu, aku berhenti sejenak dan bertanya padanya, “Apakah kau memanggilku?”

Ia hanya menjawab dengan bunyinya yang khas. “Teng!”

Dan akupun bertanya lebih jauh. “Apakah Maria ada di dalam?”

Ia mengangguk-angguk senang. Aku tersenyum padanya, lalu duduk di teras depan, dan melempar pandangan ke dalam. Orang-orang terus berdatangan. Ada khotbah dari pastor tua tentang kebangkitan Yesus. Dan lagu-lagu rohani dinyanyikan.

Ah, tiba-tiba ingatanku melayang jauh ke beberapa tahun yang silam, saat pertama aku masuk ke dalam gereja itu.

Senja beringsut perlahan-lahan digeser malam. Aku melangkah menuju pintu gerbang. “Kau tidak masuk ke dalam?” katanya bertanya padaku.

“Tidak perlu. Sampaikan salamku pada Maria. Katakan padanya, bahwa Aku selalu mencintainya!” kataku pendek pada lonceng gereja tua itu.

Sawangan - Jakarta, 18 - 20 April 2010

Urip Herdiman K.

Labels: