The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Tuesday, October 30, 2007

Kisah Tentang Kembang Muda dan Kumbang Tua

KISAH TENTANG KEMBANG MUDA DAN KUMBANG TUA

Kau adalah kembang muda yang sedang mekar
ceria dan penuh warna
Ada pelangi di bibirmu

Dan ia adalah kumbang tua yang sudah maghrib
sepi menghitung hari

Kau hadir meramaikan senja harinya
menyiram desir-desir kerinduan di relung hatinya
membuat hidupnya lebih bergairah
setia menanti email darimu

Jatuh cintakah ia?
Mungkin,
karena lelaki bisa jatuh cinta setiap saat kapan pun ia mau
Tidak masalah apakah ia muda atau tua

Ia ingin melihatmu melenggok di pesta pernikahan
sementara kau ingin melenggang bersama dengannya
sehingga orang-orang berfikir,
”Betapa cantiknya cucu si kumbang tua itu…”

Hohoho…
Ada bibirmu dalam mimpiku

Sawangan, 31 Oktober 2007

Urip Herdiman Kambali

Monday, October 29, 2007

Jiwamu, Tubuhmu

JIWAMU, TUBUHMU

Berabad-abad aku mencarimu,
teman jiwa yang menantiku
di antara matahari-matahari tengah malam
di antara stasiun-stasiun kereta kehidupan
di antara mimpi-mimpi terdalam
di antara lembaran buku yang kubaca

Membuatku lupa apa yang kucari
jiwa yang bersemayam di dalam tubuh itu
ataukah tubuh yang mendarahdaging jaketmu

Sawangan, 7 – 10 Oktober 2007

Urip Herdiman K.

Tuesday, October 23, 2007

Launching Kumpulan Puisi "Karna, Ksatria di Jalan Panah"

Teman-teman,

Dengan ini saya mengundang Anda untuk menghadiri acara launching buku kumpulan puisi “Karna, Ksatria di Jalan Panah” yang diselenggarakn pada
Hari/tanggal : Jumat, 9 November 2007 pukul 19.00 – selesai
Tempat : Café Omah Sendok,
Jl. Taman Mpu Sendok No. 45, Jakarta Selatan
Telp. 021-52104531, 021-52964745
Reservasi : Lala Dj. – 081-807 875 018

Jadwal Acara

18.30 – 19.00 : Registrasi undangan
19.00 – 19.10 : Pembukaan
19.10 – 19.30 : Pengantar oleh UHK dan penyerahan buku untuk Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin dan wakil-wakil komunitas, (Buma, Apsas, Member Bali Usada, M-Claro, Sejarah UI)
19.30 – 1945 : - Pembacaan puisi “Ksatria di Jalan Panah” oleh UHK dan Prima Vega Capella.
19.45 – 20.15 : Apresiasi Buku oleh Dr. Bambang Wibawarta (staf pengajar FS - UI).
20.15 – 20.30 : - Pembacaan puisi “Karna Tanding” oleh UHK
20.30 – selesai : - Deklamasi puisi oleh Prima Vega Capella
- Pembacaan puisi oleh wakil-wakil komunitas/hadirin.




Kumpulan Puisi

“KARNA, KSATRIA DI JALAN PANAH”

“Indra mencoba memberikan kembali apa yang telah diterimanya,
tetapi Karna menolaknya
“Aku tak pernah menarik katakataku.
Aku tak pernah meminta kembali apa yang telah kuberikan.””

(Mencuri Kesaktian Karna)


Siapakah Karna? Apa hubungannya dengan Pandawa (Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sadewa)? Bagaimana situasi batinnya menghadapi perang Bharatayudha? Adakah pilihan lain untuknya? Konspirasi apa dan siapa untuk menghancurkan Karna? Mengapa Karna harus kalah?

Terinspirasikan oleh kisah-kisah Mahabharata. Mengangkat salah satu karakter dalam Mahabharata yang paling kontroversial. Karna, seorang adipati dari Negeri Angga. Mengisahkan kehidupan Karna, dari kelahiran hingga kematiannya dalam perang Bharatayudha.

“Ibu, aku adalah ksatria yang hidup di jalan panah.
Busur selalu melepaskan anakanak panah,
dan tidak dapat ditarik kembali.
Demikianlah mulut kita,
ia adalah busur yang melepaskan katakata sebagai anak panah
yang tak dapat ditarik kembali.”

(Ksatria di Jalan Panah)

Kisah kehidupan Karna menginspirasikan banyak seniman. Kanjeng Gusti Pangeran Ario Adipati Mangkunegaran IV menulis tembang Tripama untuk melukiskan gugurnya Karna, sebagai gugur yang utama. Teladan untuk para ksatria. Di Solo, kisah Karna diangkat sebagai drama tari di mana Karna diinterpretasikan sebagai seorang ksatria di jalan pedang. Di internet, ditemukan artikel percakapan Karna dan Kunti yang ditulis oleh Rabindranath Tagore.

“Dan setelah perang ini selesai,
anakmu tidak akan berkurang.
Tetap lima, apapun yang terjadi,
apakah aku yang gugur, atau Arjuna yang gugur.”

(Ksatria di Jalan Panah)

Kumpulan puisi yang digarap dengan pendekatan concept anthology, mengadaptasi istilah concept album, seperti dalam penggarapan album-album musik rock progressive. Puitis, melayang-layang, menghentak, kasar, menyentuh, mencekam, tetapi juga menggairahkan dan seksi.

Menghadirkan 23 puisi epik, terdiri 15 puisi Sajak-sajak Karna I - XV, plus 8 puisi dari berbagai fragmen Mahabharata lainnya.

“Karna menatap mata Arjuna
sekali lagi, ia mencoba mengingat mantra Brahmastra
dan siap melepaskan anak panah
tetapi peluh keringat menutupi pandangannya
sesaat ia mengerjapkan mata
kemudian yang dilihatnya adalah Pasopati,
anak panah sakti milik Arjuna
datang lebih cepat
dan menembus batang lehernya

“Crash!!!””

(Karna Tanding)

Diterbitkan oleh Cakrawala Publishing, Jakarta. Tebal 88 halaman, ukuran 20 x 12 cm.

Penerbitan ini terselenggara berkat bantuan sahabat-sahabat meditasi dari Perkumpulan Meditasi Bali Usada. Semoga semua hidup berbahagia. May all beings be happy. *** (Urip Herdiman K., 0815 – 9042515, http://theurhekaproject.blogspot.com )


DAFTAR ISI

Terima Kasih
Kata Pembuka : Panah Menjamah Raga, Kata Meraih Jiwa
Oleh : Wayan Sunarta

Dewabrata Bersumpah Selibat
Mantra Inseminasi Durwasa (Sajak-sajak Karna I)
Kunti Membuang Karna (Sajak-sajak Karna II)
Orgasme yang Dikutuk
Belajar Memanah
Karna, Anak Sais Kereta (Sajak-sajak Karna III)
Karna Mengguncang Hastina (Sajak-sajak Karna IV)
Karna Tak Mengerti (Sajak-sajak Karna V)
Kutukan Parasurama (Sajak-sajak Karna VI)
Main Dadu
Krishna Membujuk Karna (Sajak-sajak Karna VII)
Krishna yang Licin
Salya yang Bermuka Dua
Mimpi Karna (Sajak-sajak Karna VIII)
Mencuri Kesaktian Karna (Sajak-sajak Karna IX)
Ksatria di Jalan Panah (Sajak-sajak Karna X)
Karna Menolak Bhisma (Sajak-sajak Karna XI)
Karna Meminta Maaf (Sajak-sajak Karna XII)
Tombak Indra Membunuh Gatotkaca (Sajak-sajak Karna XIII)
Malam Terakhir (Sajak-sajak Karna XIV)
Karna Tanding (Sajak-sajak Karna XV)
Setelah Perang
Kunti, Kekasih Para Dewa

Kata Penutup : Karena Karna
Oleh : Totok AB Wibisono

Catatan Penyair
Biografi

Thursday, October 11, 2007

Awake

AWAKE

(Adapted from “The Rubaiyat” of Omar Khayyam)

“The dawning of the brand new and
The waking of the whispers say”
That sleeping heavens will return
In deepest night the secret learned
And from these walls this city lies
The past will be over
Awake!”

I saw the writing on the wall
The story of our birth then fall
Within their tombs of holy stone
The scrolls of life, one man alone
The sands will pull you under
Don’t let them pull you under
Awake!

I travelled to a foreign land
Through stormy seas
and burning sand
Let by the stars and ancient stream
The call of treasures yet unseen
So if we climb to the rocks of kings
Together we’ll discover
The source of all our wonder
Awake!

Someday we’re going to go back
to the stars
And find the answer
who we really are
A traveller
through the lonely mist of time
Creation from sky

The dawning of the brand new and
The walking of the whispers say:
That sleeping heavens will return
In deepest night the secret learned
And from these walls this city lies
The past will be over
Awake!

Someday we’re going to go back
to the stars
And find the answer
who we really are
A traveler
through the lonely mist of time
Creation from sky

Someday we’re going to go back
to the stars
And find the answer
who we really are
If we try, we can live and learn
Together we’ll discover
The source of all our discover
Awake!

We saw the writing
We read the story
Awake!

Catatan:
Awake, lagu milik group Asia dalam album Aura.
Musik dan lirik oleh Geoff Downes & John Payne, 2000.
Musisi :
Geoff Downes – keyboards
John Payne – lead vocals, bass & guitar
Michael Sturgis – drums
Guthrie Govan – guitars
Luis Jardim – percussion

Tuesday, October 09, 2007

Anak-anak Matahari Penjaga Pintu

ANAK-ANAK MATAHARI PENJAGA PINTU

Sama-sama anak matahari yang menjaga pintu,
pagi dan senja tak pernah saling bertemu muka.

Pagi selalu berdiri di timur dan bertugas membuka pintu,
membiarkan sinar mentari bertamu dengan hangat.
Sementara mereka, orang-orang,
bergegas menuju tempat kerja untuk memeras keringat dan mencari uang.
Makan pun di jalan, stasiun, terminal atau kantor.
Semuanya dandan, semuanya wangi.
Berharap ketemu pacar terang dan atau pacar gelap dalam perjalanan.

Senja selalu berdiri di barat dan bertugas menutup pintu,
membiarkan mentari pergi ke balik cakrawala mengejar mimpi.
Ada yang bergegas langsung pulang, karena ingat keluarga…(aih!),
tetapi ada pula yang singgah dahulu ke kafe atau klub,
untuk menyirami cinta gelap dan birahinya, sebelum sampai rumah.
Sekadar selingan, keluar dari rutinitas yang menjemukan.

Pagi dan senja saling mengetahui bahwa mereka ada dan saling merindukan.
Mereka berkirim kabar melalui angin yang membawa berita,
melintasi piringan jam dinding.
Tetapi itu tidaklah cukup.
Dan mereka pun memutuskan untuk saling berkirim kartu pos.

Senja menerima kartu pos dari pagi, dan membaca kata-katanya,
”Ini aku, pagi.
Ayah datang dari timur membawa kehangatan.
Lihat senyumnya!”

Pagi menerima kartu pos dari senja, dan membaca kata-katanya,
”Ini aku, senja.
Ayah pergi ke barat mengejar mimpi.
Lihat punggungnya!”

Sawangan, 7 Oktober 2007

Urip Herdiman K.

Greensleeves

GREENSLEEVES

Alas my love, ye do me wrong to cast me out discourteously,
And I have loved you for so long delighting in your company...
Greensleeves was all my joy
Greensleeves was my delight
Greensleeves was my heart of gold
And who but Lady Greensleeves...

Catatan :
Sebuah lagu klasik dengan komposisi dari Mozart, teks (?),
dibawakan oleh Blackmore's Night dalam album The Shadow of The Moon.

Lebaran

LEBARAN

selamat terlahir kembali
di hari yang fitri
dengan hati yang suci

Jakarta, 10 Oktober 2007

Urip Herdiman K.

Sunday, October 07, 2007

Abad Kegelapan

ABAD KEGELAPAN

Adalah masa ketika awan hitam berarak
menutupi langit menghalangi sinar sang surya
dan memenjarakan cakrawala
menjadi beku dalam henti

Sawangan, 11 Januari 1992

Urip Herdiman K.

Menonton Para Pencari Tuhan

MENONTON PARA PENCARI TUHAN

aku sedang menonton para pencari Tuhan
ketika adzan berkumandang
tetapi episode ini terlalu panjang
- belum selesai

Tuhan, maaf
aku menunda shalatku
dan tolong,
jangan tutup pintu subuh-Mu

Sawangan, 8 Oktober 2007

Urip Herdiman K.

Wednesday, October 03, 2007

Ikhlas

IKHLAS

Banyak orang yang bicara tentangnya
tetapi tidak melakukan apa-apa

Dan yang melakukannya
tidak mengatakan apa-apa

Sawangan, 24 September 2007

Urip Herdiman K.

Tuesday, October 02, 2007

Aku Ingin Mandi Hujan Bersama Denganmu

AKU INGIN MANDI HUJAN BERSAMA DENGANMU

setiap hari saat pulang kerja,
tubuh penat
dan hujan selalu turun sepanjang jalan
aha...tibatiba aku ingin mandi bersama denganmu
mau, kan?

apa ada larangan untuk mandi bersama?
aku belum pernah mendengarnya
atau hanya untuk mereka yang sudah menikah?
jangan khawatir, sayang
tokh, banyak pasangan yang telah lama menikah
tidak pernah melakukannya lagi, mandi bersamasama
kecuali pada harihari awal pernikahan mereka

hohoho...bujang lapuk,
apa yang kau tahu tentang pernikahan?
bisik rintik hujan bertanya, perlahan

hohoho...cukup banyak yang kutahu,
jawabku
sebanyak yang tidak kuketahui hahaha...

maukah kau mandi bersama denganku?
tidak di kamar mandi sembari mendengarkan
the bathroom song
mmm...mmm...
nanana...lalala...

cukup di sini, di luar rumah
di bawah guyuran hujan
dan membayangkan dewa plant
melantunkan the rainsong

hohoho...kau cocok sebagai filsuf daripada seorang penyair,
ujar hujan
kau tahu, menikahlah dengan seorang wanita
jika ia baik, maka kau akan jadi suami yang baik
jika ia tidak baik, maka kau akan jadi filsuf
itu nasehat seorang filsuf yunani kuno
pada sesama temannya yang juga filsuf

hahaha...penyair atau filsuf,
sama saja, sama gilanya
memetik kata dan merumuskan pikiran

hujan masih turun
dan musim hujan masih cukup panjang
kita bisa mandi hujan bersama
untuk mencuci semuanya
tubuh yang letih dan penat
pikiran yang kotor dan saru
dosadosa yang menumpuk

kau tahu nomorku, sayang
sms aku ya...
kita mandi hujan bersama
seperti waktu aku masih kecil
dan kau pun pernah melakukannya dahulu sekali

kita mandi hujan bersama
di jalanjalan kota
di stasiun kereta
atau di halaman rumah

Sawangan, 21 Maret 2007 - Jakarta, 10 April 2007

Urip Herdiman K.

Monday, October 01, 2007

Bercumbu Dengan Angin

BERCUMBU DENGAN ANGIN

dalam perjalanan pulang
aku bertemu teman lama,
angin malam yang sensual

ia mendekapku erat
dan berbisik mesra,
“Sudah lama aku tak singgah di tubuhmu.
Bolehkah aku bertamu semalam saja?”

Sawangan, 22 Februari 2007 – 18 Juni 2007

Urip Herdiman K.