The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Thursday, July 26, 2007

Tragedi Agama

TRAGEDI AGAMA

1/
ada yang diturunkan dari langit
ada yang ditumbuhkan di muka bumi
menawarkan banyak pilihan
ada yang melihatnya sebagai pintu
yang lain melihatnya sebagai jalan
lainnya lagi melihat sebagai tangga

2/
semua mengajarkan cinta kasih, persaudaraan dan perdamaian
yang manis diucapkan bibir
yang merdu didengar telinga
tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan

sebagian besar lebih suka melihat perbedaannya daripada persamaannya
menilai yang lain dengan kacamata sendiri
dan mengklaim kebenaran mutlak sebagai miliknya
melahirkan konflik

dan sebagian kecil melihat persamaannya daripada perbedaannya
menanggalkan semua atribut
untuk membuka dialog

di banyak tempat di dunia ini
mungkin agama lebih banyak menjadi bagian dari persoalan
dan bukannya solusi

3/
ketika agama telah melembaga
yang ada hanyalah birokrasi ketuhanan

mereka tidak lebih dari biro sensus
yang menghitung berapa jumlah pengikut mereka
beserta amal perbuatan baik atau buruknya

dan di akhir pekan
menjual tiket ke surga dalam ceramah dan khotbahnya

hahaha…..

karena di zaman komersialisasi dan industri seperti sekarang ini
agamaagama tidak ada bedanya dengan merekmerek produk terkemuka
seperti McDonalds, Pizza Hut, Dunkin donuts,
BMW, CocaCola dan Microsoft

agama adalah brand
semua diukur dari target pemasaran dan penjualan
mempertahankan pangsa pasar yang sudah dikuasai
merebut pangsa pasar baru
dan berapa keuntungan yang didapat

sementara para tokohnya sibuk berebut kesempatan
untuk masuk televisi

harap maklum
ini juga zaman infotainment!

Sawangan – Jakarta, 22 - 26 Juli 2007

Urip Herdiman K.


Catatan :
Diinspirasikan dari buku Agama-Agama Dunia,
karya Michael Keene, terbitan Kanisius, 2006.

Monday, July 23, 2007

Sunset in Stadela

SUNSET IN STADELA

: enigma

senja yang resah
stasiun yang gelisah

“tik - tok!!!”

detak jam berhenti

Sawangan, 24 Juli 2007

Urip Herdiman K.

Sunday, July 22, 2007

Wajah dan Topeng Saat Bercermin

WAJAH DAN TOPENG SAAT BERCERMIN

aku menatapnya,
“siapakah kau? apakah kita saling mengenal?”
kataku bertanya padanya

aku menatapnya lagi,
wajah yang ada di dalam cermin
matanya, hidungnya
telinganya, rambunya
dagunya, bibirnya…

aku menatap wajah itu,
topeng yang menyembunyikan jati diri
“siapakah kau?
sejarawan,
penyuka arkeologi,
peminat filsafat,
pencinta musik rock,
seorang sekuler yang selalu sinis pada agama,
pejalan sunyi di jalur spiritual,
seorang buddhis dalam berpikir,
penggila sepakbola supporter Arsenal,
golput dalam pemilu dan pilkada,
penyuka betisbetis cantik nan aduhai…aih,
pemimpi,
atau penyair?
siapakah kau?”

ah…mungkin bukan hanya aku saja yang punya banyak topeng
karena semua tergantung situasi dan kondisi

aku menatap ia yang sedang menatapku,
“apakah kau orang yang sama denganku
saat aku lulus dari perguruan tinggi?
apakah kau orang yang sama denganku
saat aku lulus dari sekolah menengah?
apakah kau orang yang sama denganku
saat aku dilahirkan?
apakah kau orang yang sama denganku
saat aku berkencan dengan seorang perempuan?”

ia, wajah itu, topeng di dalam cermin menatap diriku
dan mengernyitkan dahinya,
“siapakah kau? apakah kita saling mengenal?”
katanya balik bertanya,
“apakah kau orang yang sama denganku?”

“Kring!!!”

telepon berdering dan kuangkat
“selamat malam. bisa bicara dengan mas…”
tanya suara lembut dari seberang sana

“maaf, ia sedang tidak ada…”
jawabku,
entah siapapun aku

Sawangan, 22 Juli 2007

Urip Herdiman K.

Thursday, July 12, 2007

Karna Mengguncang Hastina (Sajak-sajak Karna IV)

KARNA MENGGUNCANG HASTINA
(Sajak-sajak Karna IV)


1/
Banyak orang datang ke tanah lapang
menyaksikan lomba olah senjata
antara Pandawa dan Kurawa

Orangorang bersorak sorai
mengeluelukan Pandawa, menyanjung Arjuna
dan mengejek Kurawa

2/
Lomba hampir usai
ketika suasana berubah seketika
- seorang anak muda menyeruak di tengah keramaian
tanpa banyak cakap
tanpa memperkenalkan diri
ia memperlihatkan kepandaiannya
yang tidak kalah dengan Arjuna

“Kau datang tanpa diundang, tanpa mengikuti tata tertib,”
kata Arjuna jengkel.
“Kau hanya seorang pengacau!”

Orang asing itu menantang Arjuna
- yang masih terkejut,
untuk bertanding memanah
bukan sekedar melepaskan katakata tanpa arti
“Seorang ksatria sejati tidak perlu buang waktu untuk bicara,
seperti orangorang lemah dari kasta lain
yang menghabiskan tenaga
untuk perdebatan yang tidak ada gunanya,”
teriak Karna dengan lantang.
“Jika kau sudah belajar menggunakan busur dan anak panah,
biarkan keduanya bicara
dan kau akan mendapatkan jawabanku segera
Bidikkan panahmu, jangan katakata!”

Semua terkejut, semua berdebat
suasana menjadi hiruk pikuk

Karna, anak angkat Adhirata, sais kereta kerajaan
menantang seorang ksatria Pandawa
: beda kasta, beda kelas

3/
Keduanya saling berhadapan
Secercah cahaya turun dari langit menyinari Karna,
putra Batara Surya.
Sementara segumpal awan gelap melindungi Arjuna,
putra Batara Indra.

4/
Drona dan Kripa terkejut
Mereka mengenali anak muda itu
yang sering hadir di kebun belakang istana
untuk mencuri dengar
saat mereka mengajar Pandawa dan Kurawa

Kunti pun terpana
melihat anak muda yang mengenakan
antinganting di kedua daun telinganya
dan baju zirah yang melekat di tubuhnya

5/
Adhirata masuk ke arena lomba
dan Karna menghaturkan sembah hormatnya

Bhima tertawa mengejek
“Ha-ha-ha... Ternyata ia hanya anak sais kereta saja!”

6/

Arjuna mempertanyakan silsilah keluarga sang penantang
karena tanpa kejelasan
pertarungan satu lawan satu tak dapat dilaksanakan

7/
Duryodhana senang melihat Karna muncul
menandingi Arjuna
Setidaknya, ia punya kawan yang bisa diandalkan
“Apa konsep ksatria?”
tanya Duryodhana pada Kripa

Kripa menjawab panjang lebar
dan mengakhirinya dengan katakata,
“...Menurut aturan perang tanding,
putra raja yang bergaris kelahiran mulia
tidak boleh bertanding
melawan seorang petualang yang tak dikenal.”

Dan setelah mendengar jawaban Kripa,
berkatalah Duryodhana,
“Jika hanya itu alasannya,
maka kuangkat Karna menjadi raja muda di Angga sekarang!”

8/
Penobatan raja selesai ketika senja telah turun
Karna berpaling pada Duryodhana,
”Apa yang kau harapkan dariku?”

“Persahabatan dan kesetiaanmu!”
jawab Duryodhana tegas

Karna pun menganggukkan kepalanya
“Pengabdian dan kesetiaanku hanya untuk tuan, sampai akhir hayatku!”
katanya pada Duryodhana

Wajahnya bersinarsinar ditimpa cahaya matahari senja
: ia memperoleh kehormatan dan harga diri seorang ksatria


Sawangan, 17 Desember 2005 - Jakarta, 13 Maret 2007

Urip Herdiman K.

Wednesday, July 11, 2007

Bunga Kereta

BUNGA KERETA

: enigma

(1)
seulas senyum
darimu
pagi tadi

(2)
setangkai cinta
untukmu
hari ini

Sawangan, 21 Desember 2006

Urip Herdiman K.

Monday, July 02, 2007

Tales From Psychobabble Dreams

TALES FROM PSYCHOBABBLE DREAMS

1/
Tell you ‘bout a dream that I have every night
Tell you ‘bout a dream that I have every night
It ain’t kodachrome and it isn’t black and white
…..”

2/
Dinihari, aku terjaga sendiri di tengah sepi, ketika mimpi berakhir dan Serapis, dewa mimpi berlalu. Aku mencoba mengingat dunia yang penuh warna, pemandangan surealistik empat dimensi, tetapi yang tertinggal selalu hanyalah warna hitam dan putih. Semakin jauh, semakin kabur menyisakan abuabu dan tandatanya.

3/
Aku punya mimpi setiap malam, setiap saat, dalam tidurku. Dan aku yakin kau juga punya mimpi setiap malam dalam tidurmu. Setiap orang punya mimpi, sekalipun mungkin bukan pemimpi.

Apakah kau bertanyatanya tentang mimpimimpimu? Apa yang ingin disampaikan mimpimimpi yang selalu datang dalam tidur kita? Apa mimpi membawa pesan dari kehidupan lalu? Ataukah pesan dari masa yang akan datang?

Banyak cerita tentang dunia mimpi. Kitabkitab suci penuh dengan kisahkisah tentang mimpi prophetic. Kisah tentang mimpi Pharaoh yang diinterpretasikan oleh Nabi Yusuf sebagai bencana yang akan menimpa negerinya. Kisah tentang perjalanan Isra Mi’raj Mabi Muhammad ke langit ketujuh. Kisah tentang kelahiran Siddharta yang didahului mimpi ibunya, Ratu Maya.

Karna yang bermimpi dikunjungi Batara Surya untuk memperingatkan tipu muslihat Batara Indra. Dan mimpi Chuang Tzu yang terkenal sehingga ia bertanyatanya, apakah ia manusia yang bermimpi bahwa ia kupukupu, ataukah ia kupukupu yang bermimpi bahwa ia manusia.

4/
Sejarah peradaban dunia digerakkan oleh mimpimimpi para pemimpi besar. Mereka mungkin adalah orangorang genius atau orangorang gila, karena seperti pepatah Belanda mengatakan, genius dan gila adalah dua sisi mata uang logam yang sama.

Alexander The Great, Julius Caesar, Jenghis Khan, Napoleon Bonaparte, Otto von Bismarck, Adolf Hitler, Christopher Columbus, Francis Drake, Leonardo da Vinci, Galileo Galilei, Albert Einstein, hanya untuk menyebut segelintir nama dari sekian banyak bintang di langit sejarah. Kau bisa tambahkan lagi nama lain sesukamu.

Seorang ilmuwan menemukan rumusan kimia dalam mimpinya. Seorang komponis mendengar sebuah komposisi yang luar biasa dalam mimpinya dan menulis ulang apa yang didengarnya. Seorang penyair menuliskan puisi yang dilihatnya di dalam mimpi. Salah satu mitos tentang Tai Chi adalah pertarungan antara seekor bangau melawan seekor ular dalam mimpi seorang pendekar. Seorang pria bermimpi tentang perang besar yang menghancurkan dunia dan ia menyelematkan seorang anak kecil, yang mana anak kecil itu kemudian menjadi penyebab Perang Dunia Kedua. Ah, terlalu serius ya, seperti pelajaran sejarah?

5/
Aku selalu bermimpi tentang jarum, pedang dan tombak yang beterbangan. Suasana riuh pertempuran. Mungkinkah aku dahulu seorang ksatria atau prajurit?

Saat sedang sakit dan demam tinggi, aku selalu bermimpi meluncur di dalam terowongan penuh cahaya. Dan pernah aku berkenalan dengan seorang wanita, yang namanya sudah kuketahui terlebih dahulu lewat mimpi beberapa hari sebelumnya. Kau percaya pada apa yang kuceritakan ini?

6/
Aku membaca beberapa buku tentang mimpi. Kutemukan Serapis dan serapea, kuil mimpinya, di Memphis dalam ceritacerita lama Mesir. Hypnos, dewa tidur , dan putranya Morpheus, dewa mimpi, dalam mitologi Yunani. Aesculapius dan kuil mimpi untuk mencari penyembuhan di Delphi. Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung dalam dongeng psikologi modern tentang interpretasi mimpi.

Freud mengatakan bahwa mimpi adalah jalan raya menuju alam tidak sadar. Mimpi memungkinkan kita mengungkapkan hasrat naluriah yang tidak diterima masyarakat, dan biasanya berkaitan dengan seks. Sementara Jung berpendapat bahwa mimpi mengkomunikasikan sesuatu dari alam tidak sadar ke alam sadar dan tidak selalu berkaitan dengan seks. Hehehe… Mereka berdua, guru dan murid, memang akhirnya berpisah jalan. Goodbye!

Dan kepalaku berdenyutdenyut. Yang ini bukan mimpi, tetapi pening memikirkan mimpi dan kau. Kau bertanya, saat kita makan malam bersama, seperti apa rasanya dicium. Astaga, kau belum pernah dicium pacarmu? Ah, aku ingin menciummu bukan dalam mimpi. Aih…!

Plak!
“Auuwww! Hey, kau menamparku.“

7/
Apa yang bisa kukatakan lagi padamu? Aku percaya seperti orangorang dahulu, karena mimpimimpi tidak pernah berubah selama ribuan tahun, bahwa mimpi adalah pintu gerbang atau jembatan ke dunia lain yang paralel di sebelah dunia kita yang nyata. Sebuah dunia dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan kembali. Mungkin mimpi adalah sebuah cara jiwa untuk berkomunikasi, baik dengan kita di dunia nyata maupun dengan sesama jiwa. Perjalanan lintas batas antara dua dunia.

Mimpi adalah wilayah jiwa, bukan wilayah pikiran. Psikologi bicara tentang pikiran dan jiwa, tetapi ketika bicara mimpi, banyak orang yang tidak senang mengatakannya sebagai omong kosong psikologis. Hohoho…

Mimpi ibarat cermin yang tidak bisa berbohong, menangkap semua yang ada di permukaan maupun di bawah permukaan, terlihat maupun tidak terlihat. Tidak ada satu pun yang terlupakan oleh jiwa. Dia merefleksikan semua persoalan kita di dunia nyata, dan memberikan alternatif pemecahan masalah. Ada pepatah lama yang mengatakan bawalah masalahmu dalam tidur, maka kau akan temukan jawaban di dalam sana. Kau percaya padaku? Nanti kukirimkan bunga mimpi padamu saat tidur.

Ugh!
“Hey, kau mencubitku!”

8/
Ini bukan lagi zamannya Serapis atau Morpheus. Aku selalu ingin tahu apa arti dari mimpimimpiku. Walau aku tahu tidak mudah untuk membacanya. Membaca mimpi mungkin hal yang sulit, tetapi aku tertarik uuntuk mencobanya. Mimpi yang tidak diinterpretasikan seperti surat yang tidak pernah dibaca, kata Erich Fromm.

Dan aku yakin, mungkin mimpi juga adalah salah satu chiffer dari Transendensi untuk Eksistensi yang harus dibaca. Karena Transendensi tidak pernah berhenti berbicara kepada kita, Eksistensi, sekalipun kitabkitab suci telah diturunkan. Demikian aku berangkat dari pandangan Karl Jaspers.

9/
Oke, mungkin aku terlalu jauh. Tidak apa. Ketika aku melihat jarum, pedang dan tombak, mungkin aku berjalan mundur masuk dalam kehidupan yang lampau. Lalu ketika aku merasa pernah berada di suatu tempat, pernah mengenal seseorang, pernah mengalami sebelumnya, aku yakin, sudah mengalaminya terlebih dahulu di dalam mimpi, tak peduli aku mundur atau aku maju. Di dunia yang paralel, tidak ada konsep waktu seperti di dunia nyata. Eh, maaf, aku kelihatan sok pintar ya…?

Cup…cup…cup…
“Kau menciumku? It’s not a dream!”

10/
Dan saat aku bermimpi bertemu denganmu, aku yakin jiwaku keluar dari tubuh dan bertemu dengan jiwamu. Saling mencari, saling menanti. Kita adalah teman jiwa. Tetapi kita tidak pernah tahu pasti, hanya saling menduga dan bertanyatanya, karena yang tertinggal hanyalah hitam dan putih, menjadi abuabu.

Suara serak Elmer Gantry terus terngiang sejak aku mengenalnya tahun 1982. Menterorku dalam mimpi.

11/
“..…You’re readin’ my mind you won’t look in my eyes
You say I do things that I don’t realize
But I don’t care it’s all psychobabble rap to me
…..”

Jakarta, 14 Juni 2007 – 3 Juli 2007

Urip Herdiman K.

Catatan :
Diinspirasikan dari lagu Psychobabble, milik The Alan Parsons Project
dalam album Eye In The Sky, 1982.