Urip Herdiman Kambali
POTRET BANGSA DI SEKITAR LEBARANSetelah sebulan berpuasa
Setelah gali lubang tutup lubang mencari tambahan uang 
untuk menyiapkan  hidangan sahur dan buka puasa
Setelah jungkir balik mencari tambahan uang 
untuk beli baju-baju baru
Setelah menggadaikan barang 
untuk mencari tambahan uang biaya mudik
Setelah bersusah payah mencari  tiket pergi-pulang
Setelah berdesak-desakan di dalam kereta dan bus antar kota
Setelah menempuh perjalanan jauh di atas sepeda motor 
Setelah saling dorong-mendorong
 memperebutkan zakat, infak dan sedekah
“
Minal Aidzin Wal Faidzin...”
Setelah kemarahan ditambah kekecewaan
begitu banyak persoalan bangsa ini yang tidak terselesaikan
Setelah kita hanya selalu  ribut diantara kita sendiri
Saling menyalahkan, saling menghujat, 
saling mencaci maki
Setelah tidak ada seorang pun  pemimpin bangsa   
yang berani  tampil ke depan dan  menyatakan  bertanggung jawab
atas semua persoalan  carut marut  bangsa ini
Setelah ada  tetangga dari  utara masuk ke halaman rumah  kita,
menginjak kaki kita di halaman sendiri, 
 mencuri ikan milik kita dan mengultimatum kita
“
Maafkan lahir dan bathin...”
Hati-hati dengan makanan dan minuman 
di sekitar hari Lebaran
karena akan  membuat kolestreol dan kadar gula darah kita melonjak tinggi 
“
Selamat para pemimpin,
Dirinya makmur terjamin....”
Dan setelah itu kita kembali bertengkar dan berkelahi
kembali melempar batu sembunyi tangan 
kembali melihat sandiwara nasional 
 di layar kaca dan halaman-halaman  suratkabar
kembali melihat angka-angka korupsi yang sedemikian tinggi
kembali ke jatidiri bangsa yang mengaku beragama...
Jakarta, 6 September 2010
Catatan :
Mohon maaf untuk pencipta lagu 
Idul Fitri, 
yang pernah dipopulerkan Bimbo. 
Syairnya sedikit saya pelesetkan.
Labels: Puisi