The Urheka Project : Mimpi Dalam Mimpi

"All that we see, or seem, is but a dream within a dream." - Edgar Allan Poe, A Dream Within A Dream, 1846.

Friday, June 29, 2007

Nibbana

NIBBANA

melepas semua keinginan
menuju sisi yang lain
: kebahagiaan sejati

Bedahan, 24 Februari 2007

Urip Herdiman K.

Thursday, June 28, 2007

Kebersatuan, Bukan Keterpisahan

KEBERSATUAN, BUKAN KETERPISAHAN

: ric a. weinman

“Aku ada dalam Bapa dan Bapa ada dalam Aku,”
sabda Yesus

aku hanyalah sehelai daun, seperti juga kau
tetapi kita berada pada sebatang pohon yang sama,
pohon kehidupan

lalu ketika aku menggeser kesadaranku
dari sehelai daun menjadi sebatang pohon
maka tak ada lagi keterpisahan diantara kita

aku adalah kau
kau adalah aku

aku merasakan apa yang kau rasakan
aku berfikir seperti apa yang kau pikirkan

kita adalah satu

Sawangan, 29 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Catatan :

Diinspirasikan dari buku (terjemahan) Tangan Anda Dapat Menyembuhkan,
karya Ric A. Weinman (seorang healer), 1990.

Monday, June 25, 2007

Satu

SATU

langit dijunjung, bumi dipijak
aku berdiri di tengah

semua menjadi satu dalam keheningan

tidak ada luar
tidak ada dalam
tanpa batas

Sawangan, 22 - 26 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Wednesday, June 20, 2007

Malam Terakhir (Sajak-sajak Karna XIV)

MALAM TERAKHIR
(Sajak-sajak Karna XIV)

1/
Dengan siasat licik Krishna,
Drona, senopati kedua Kurawa,
pun harus gugur ditebas pedang Dristadyumna

2/
Penobatan Karna sebagai senopati perang selesai
dan ia berjalan ke arah tendanya didampingi Surtikanti

Di muka tenda, Karna berdiri diam,
menatap bintangbintang
yang menghiasi langit malam

Wajahnya bersinarsinar
penuh dengan senyum

3/
Di dalam tenda,
Karna duduk hening sesaat di tepi ranjang
kemudian ditatapnya Surtikanti
“Besok, aku akan maju perang sebagai panglima.
Doakan aku, Dinda!”

Surtikanti tersenyum dan mengangguk
“Tentu, Kakanda, aku mendoakanmu.
Tetapi mengapa Kakanda memilih Ayahanda Salya
sebagai kusir kereta perang Kakanda?”

“Aku ingin kusir kereta perangku setara dengan Krishna
yang menjadi kusir Arjuna, Dinda.”

“Memang benar Ayahanda setara dengan Krishna.
Namun Ayahanda tampaknya kurang senang.
Dan Kakanda sendiri tahu,
Ayahanda sendiri tidak pernah menyukaimu.”

Hening

“Dan bagaimana dengan kutukan Parasurama
bahwa Kakanda akan lupa dengan mantra brahmastra
pada saatsaat yang genting?
Lalu kutukan seorang pertapa yang tak dikenal itu,
bahwa roda keretamu akan amblas pada saat yang menentukan?
Aku khawatir semua itu akan terjadi esok hari
saat Kakanda bertempur hidup dan mati.”

“Aku tidak akan menyerah,
dan tidak pernah menyerah
sampai hal itu benarbenar terjadi, Dinda.”

Diam

Karna menatap Surtikanti dan mengangguk
“Sudah malam, Dinda, aku perlu istirahat.”

Ia pun merebahkan dirinya di pembaringan

Sawangan, 25 Desember 2005 - Jakarta, 13 Maret 2007

Urip Herdiman K.

Kesetiaan Penyair (?)

KESETIAAN PENYAIR (?)

: vera ernawaty

jangan pernah mencintai seorang penyair, sayang
mungkin kau hanya akan menuai kecewa
sebab seorang penyair membutuhkan banyak nama dan wajah untuk inspirasi puisinya dan menikmati setiap moment dan kata yang ada atau yang ia ciptakan

penyair, mungkin, tidak setia pada nama dan wajah
hatinya terlalu luas untuk menyimpan satu nama dan satu wajah

atau kau suka?
Aauuw…!

Sawangan, 15 Oktober 2005 – Jakarta, 20 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Sunday, June 17, 2007

Dewi Fortuna Pun Memilih Madrid

DEWI FORTUNA PUN MEMILIH MADRID

Real Madrid atau Barcelona? Ataukah Sevilla?

Pertanyaan ini mengganggu sarapan pagiku berharihari. Mungkin juga sarapan pagi para penggila bola lainnya. Beritanya di koran dan televisi setara dengan final Liga Champions antara Milan dan Liverpool bulan Mei kemarin.

Aku bukan pencinta Liga Spanyol. Bertahuntahun puncak klasemen hanya dikuasai kedua klub tersebut. Real Madrid mewakili Castilia, Barcelona mewakili Catalonia. Dan cerita lama persaingan dua suku tersebut selalu diulangulang. Sungguh membosankan. Hanya sesekali saja ada tim lain yang bisa menyela, seperti Valencia beberapa musim lalu dibawah Benitez.

Tetapi ketika ligaliga lain telah usai dan juarajuara liga telah dilahirkan, masih ada ketegangan di Jazirah Iberia. Sebagian ini karena buruknya pengaturan jadual liga Spanyol yang terlalu lama. Tidak apalah, karena sekali ini pertandingan puncak benarbenar ada di pekan terakhir. Pekan penentuan siapa yang layak jadi juara. Kupikir lumayan untuk mengisi malammalam yang sepi menggigit. Aih…!

Real Madrid atau Barcelona? Ataukah Sevilla?

Hati kecilku selalu ingin ada tim lain yang bisa mengejutkan hasil akhir. Katakanlah tim kuda hitam, asalkan jangan kuda jingkrak. Tim yang merusak semua perkiraan dan mematahkan taruhan rumahrumah judi. Aku bosan dengan kemapanan ligaliga yang ada.

Ketika Madrid ketinggalan 0 - 1 dari Mallorca, Barca terus unggul 0 - 4 atau Gimnastic, supporter Madrid terdiam, supporter Barcelona bersorak riuh rendah. Lalu Capello pun berjudi mengganti Beckham dengan Reyes. Sebuah keputusan brilyan yang memecah kebuntuan. Reyes selalu ada di tempat yang tepat, datang dari belakang dan mencetak gol. Tidak satu, tetapi dua gol. Bernabeau pun bergoyang hendak runtuh. Di tempat lain, Bercelona menangis.

Sementara di tepi lapangan, berdiri Beckham, pemain dan supporter termahal seharga 250 juta dollar Amerika memberikan semangat pada rekanrekannya yang masih bermain. Pertandingan terakhir untuknya. Adios.

Aku yakin, Capello mendapat bisikan dari Dewi Fortuna.

Sawangan - Jakarta, 18 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Catatan:
Real Madrid juara Liga Spanyol 2006/2007, setelah memukul Real Mallorca 3 - 1, sementara Barcelona menang 1 - 5 atas Gimnastic. Sevilla kalah 0 -1 dari Villareal.

Thursday, June 14, 2007

Menghapus Jejaknya

MENGHAPUS JEJAKNYA

melupakan si seksi,
menghadirkan si pintar ?

Aih…!

Bedahan, 15 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Catatan :
Diinspirasikan dari lagu Menghapus Jejakmu milik Peterpan

Tuesday, June 12, 2007

Puisi Tentang Sesuatu Yang Ada Sebelum Tuhan Menciptakan Alam Semesta Dan Sesuatu Sesudah Kiamat

PUISI TENTANG SESUATU YANG ADA
SEBELUM TUHAN MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA
DAN SESUATU SESUDAH KIAMAT


“.................................................................”

Sawangan - Jakarta, 18 April – 8 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Catatan :
Maaf, puisi ini bukan untuk dibaca atau diucapkan,
tetapi untuk dilihat. Maaf.

Sendiri

SENDIRI

sepenggal rembulan
di kaki langit
menggantung sepi

Bedahan, 13 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Monday, June 11, 2007

Deja Vu Ibu Pertiwi

DEJA VU IBU PERTIWI

senja,
malam,
dinihari

waktu berlari begitu cepat
dan aku melihatnya dalam keheningan
“siapakah kau yang selalu mengikutiku
di setiap waktu dan tempat aku dilahirkan?”
kataku bertanya

ia tersenyum dari balik kegelapan
bayangan tangannya menyentuh dahiku
dan ia berbicara tanpa katakata,
langsung pada pikiranku
“aku memang selalu ada di mana pun dan kapan pun
kau dilahirkan ke bumi ini
aku menyelamatkanmu dari arus sungai yang deras
aku menghangatkanmu di kandang domba
aku menyusuimu di tengah udara gurun yang dingin
aku melindungimu dari mulut serigala buas
aku menemukanmu di depan pintu rumah.”

hening
aku tahu ia masih di sana

“akulah ibu di segala zaman, di segala tempat
yang kan selalu mencintai dan menyayangimu
anakanak yang lahir dari rahimku
rahim alam semesta.”

aku terdiam
dan masih duduk di atas bunga teratai malam

“aku menyusuimu, menghidupimu
dan membesarkanmu hingga dewasa
aku akan selalu menerima ragamumu kembali ke pangkuanku
bila tugas inkarnasimu telah berakhir
karena raga itu hanyalah rumah sementara
bagi jiwa yang ada di dalamnya.”

aku merasakan nafas masuk dan keluar lubang hidung
sebagaimana adanya

Sawangan, 14 September 2005 - Jakarta, 11 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Tuesday, June 05, 2007

Menjelang Waisak

MENJELANG WAISAK

senja datang tergesa
membawa hujan
tanpa ampun

Sawangan, 31 Mei 2007

Urip Herdiman K.

Enigma

ENIGMA

kutemui senja
di dalam kereta
menggigil

Sawangan, 5 Juni 2007

Urip Herdiman K.

Monday, June 04, 2007

Aih, Jodoh Tidak Sama Dengan Pernikahan Dan Suami Istri Tidak Selalu Jodoh...

AIH, JODOH TIDAK SAMA DENGAN PERNIKAHAN
DAN SUAMI ISTRI TIDAK SELALU JODOH…!

1/
Tidak ada bisnis yang stabil kecuali bisnis pernikahan. Stabil dan tidak terkena resesi. Apakah ada hari atau malam tanpa pernikahan? Hohoho… Akan selalu ada. Lihat saja janur kuning di gedunggedung pertemuan umum atau di depan gang perkampungan.

Sebuah undangan pernikahan tergolek di atas mejaku. Hmm… Ah, gadis cantik tetangga gang sebelah. Kembang desa yang sedang mekar. Dipetik lelaki dari negeri antahberantah.

2/
Aku malas datang ke acara pernikahan. Pertanyaannya selalu sama.
“Kapan kamu akan menikah?”
“Lho, kok, datangnya sendiri?”
“Datang sama siapa?”
“Temannya mana?”

Huh…membuatku semakin malas datang ke acara pernikahan. Mungkin bukan cuma aku. Ternyata beberapa temanku yang jomblo, atau masih betah sendiri, demikian pula. Hehehe… Kami memang anggota Aliansi Jomblo & Jablai Indonesia.

Apakah dengan menikah berarti sudah bertemu dengan jodoh? Apakah suami istri selalu berjodoh? Bagaimana dengan orang yang menikah berkalikali? Apakah orang yang tidak menikah berarti tidak punya jodoh? Hohoho… Nanti dulu…aku tergelitik untuk bermainmain dengan kata, suatu labirin.

3/
Rasanya aku punya penjelasan sendiri untukmu, sayang. Jodoh selalu diartikan ‘teman jiwa’ atau ‘belahan jiwa’. Aku pikir dua frase ini punya arti yang tidak sama. Teman jiwa mungkin teman dalam pengembaraan ruang dan waktu,.melalui inkarnasi yang berulangkali. Saling mengenali, saling mencari, saling menanti, tanpa terkatakan. Seperti ada magnet yang saling tarikmenarik. Jodoh tidak mengenal status pernikahan, agama, ras, suku bangsa, warna kulit dan bahasa. Ia, teman jiwa, teruji melalui persahabatan yang panjang, tidak melulu sekadar seks. Aih… Aku mencarimu dari satu inkarnasi ke inkarnasi berikutnya, dan kau menantiku di suatu bintang.

Belahan jiwa? Entahlah, mungkin ini semacam anima dan animus dalam psikologi Jung. Di dalam diri setiap pria, selalu ada elemen feminin. Dan di dalam diri setiap wanita, selalu ada elemen maskulin. Hohoho… Sebagian orang mengatakannya ‘jiwa kembar’. Mungkin mendekati benar, walau kedua jiwa tetaplah individu yang unik dan berkembang sendirisendiri. Aah…kita sedang bermainmain dengan kata, suatu labirin.

4/
Pernikahan selalu membutuhkan pengakuan legal dari institusi agama maupun hukum. Jadi tidak masalah, selama mampu, menikahlah sebanyakbanyaknya. Satu kali, dua kali, tiga kali… Atau punya istri dua, tiga, empat…sembilan… Semua alasan atau dalih bisa dicaricari. Hoahoahoa…

Ada pepatah yang mengatakan mencari jodoh sama seperti mencari tulang rusuk yang hilang, sesuai mitos penciptaan wanita. Jika seorang pria punya istri empat, apakah ia kehilangan empat tulang rusuknya? Atau satu tulang rusuknya dibuat menjadi empat wanita? Hehehe… Jika seorang wanita menikah empat kali, apakah ia terbuat dari empat tulang rusuk pria yang berbeda? Hoahoahoa… Mungkin itu hanya metafora saja.

5/
Apakah pernikahan selalu dilandasi cinta? Kupikir tidak selalu. Mungkin kita sudah sering dengar orangorang yang menikah karena uang, jabatan, kedudukan, atau seks semata. Hemmm… Karenanya aku yakin, suami dan istri tidaklah selalu jodoh satu sama lain, walau mungkin saja mereka adalah jodoh. Haa…?

Aku pikir jodoh tidak membutuhkan sertifikat dari kantor urusan agama, gereja atau catatan sipil. Karena jiwa tidak dibatasi selembar kertas yang bisa disobeksobek. Pernikahanlah yang membutuhkannya, agar persetubuhan itu tidak disebut perzinahan.

Mungkin aku benar, mungkin juga aku salah. Tetapi beberapa teman yang kuceritakan cukup terkejut. Jadi, yang masih jomblo atau jablai, boleh tenang. Jangan khawatir. Kita semua tetap punya jodoh, walaupun mungkin jodoh kita sudah menikah dengan orang lain. Jodoh tidak harus terikat pada pernikahan. Bahasa gaulnya, cinta jalan terus sekalipun orang yang kita cintai sudah menikah. Hehehe…

Dan yang sudah punya suami atau istri, pandanglah pasangannya masingmasing. Apakah dia memang jodohmu? Hoahoahoa…

Kau percaya padaku? Jangan, jangan dulu… Ini, kan cuma permainan katakata saja, sebuah labirin.

“Kapan neeh menikahnya?”
seseorang bertanya padaku

“Emang gue pikirin!”

Jakarta, 30 Mei - 4 Juni 2007

Urip Herdiman K.