BANYAK HOT ISSUE YANG TIDAK PERNAH SELESAI DAN AMNESIA SEJARAHMembaca surat kabar dan mengikuti berita-berita televisi, merupakan suatu kewajiban untuk wartawan, termasuk orang seperti saya. Tema apa sih yang lagi panas? Apa hot issue-nya? Karena itu mata selalu harus jeli membaca judul-judul berita surat kabar, dan juga mengikuti berita televisi.
Cuma belakangan ini, terlalu banyak tema besar yang muncul saling susul-menyusul. (Akh, apa bukannya sudah dari dulu memang begitu budaya pemberitaan kita?) Belum selesai satu persoalan, sudah muncul persoalan lain yang menggeser tema panas sebelumnya. Coba saja, belum selesai kasus jaksa Urip Tri Gunawan (UTG) – Artalyta Suryani, eh, sudah muncul kasus ikutannya…konflik di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB, saya menyebutnya Partai Kebangetan Banget), di mana Artalyta jadi bendahara. Nah lho…ketahuan PKB menyimpan dan melindung orang yang bermasalah secara hukum. Makanya partai itu pecah dua. Tidak apa-apa, tokh partai-partai politik memang tidak ada manfaatnya.
Lalu muncul lagi kasus Al Amin Nur Nasution, suami dari penyanyi dangdut Kristina yang melantunkan Jatuh Bangun. Wah, suaminya sekarang lagi jatuh bangun tuh. Dicaci maki orang seantero negeri dan hanya dibela oleh segelintir orang, yang notabene anggota DPR (Dewan Pemalakan Rakyat hahaha…, sorry gheeto loh…).
Belum lagi kasus Burhanuddin Abdullah, Gubernur Bank Indonesia yang ditahan KPK (macan anti korupsi jenis baru yang misai, taring dan kukunya oke banget nih. “Miaauuuuw…!” katanya mengeong keras sekali. Eh, itu 'kan suara kucing ya... Kalau macan, mestinya mengaum. "Aauuummmm!!!"). Tetapi anehnya, kok, banyak bangsat, tikus, kecoa dan bunglon dari DPR itu tidak kebawa ya…? Mereka masih bisa tertawa-tawa di luar sana.
Ada lagi bupati atau walikota yang tertidur dalam suatu acara di Lemhanas minggu lalu, membuat Presiden SBY yang sedang memberikan sambutannya murka. Iya tuh, pejabat-pejabat itu pantasnya memang sesekali ditonjok. Biar ngeh saja…bahwa jadi pejabat tidak ringan dan tidak mudah. Minimal, mata dan telinga mereka harus terbuka dua puluh empat jam!
Di negeri kita ini, banyak hot issue yang muncul dan tenggelam dengan cepat. Pernah ada esais yang menulis di sebuah koran nasional yang besar, besar sekali, sehingga tidak usah disebut namanya karena tidak ada untungnya untuk saya, bahwa umur issue-issue tersebut hanya kisaran dua minggu sampai tiga minggu. Lalu tenggelam dan digantikan issue panas lainnya. Sampai nanti suatu waktu dimunculkan lagi issue tersebut dengan kemasan dan cantelan issue panas yang baru.
Jadi surat kabar, majalah, televisi dan radio hanya membahas tema-tema tersebut untuk jangka waktu pendek lalu melupakannya. Atau mungkin mereka ini kehabisan nafas? Terengah-engah dan tersengal-sengal seperti pelari marathon.
Banyak yang mengatakan bahwa kita sebagai bangsa menderita amnesia, ada yang lebih spesifik menyebutnya sebagai amnesia sejarah. Cepat melupakan, dan tidak bisa memaafkan. Atau mungkin bisa juga dibaca terbalik ya… Bisa memaafkan tetapi tidak bisa melupakan. Mana yang benar ya? Emang gue pikirin hehehe…
Coba saja Anda perhatikan berapa lama issue-issue panas itu muncul dan jadi perbincangan khalayak umum. Banyak, banyak sekali, tidak terhitung.
Ah, jangan-jangan ini juga pekerjaan orang-orang media? Setidaknya, orang media juga ikutan punya andil. Eh, mengapa tidak? Tujuannya jelas, supaya media mereka dicari dan dibaca orang, ditonton dan didengar. Ujung-ujungnya duit juga, kan? Oplag naik, rating meningkat. Loh, saya kok jadi menuduh yang tidak-tidak ya? Hehehe… Ah, kayak situ tidak tahu saja. Cling! ***
(14 April 2008, Urip Herdiman K.)Labels: Esai