DOWSING DENGAN PENDULUM
(Bagian Kedua)Oleh :
Urip Herdiman K.*Lebih Jauh Tentang Pendulum 
 Pendulum adalah sesuatu benda yang digantungkan pada rantai (atau tali atau benang) dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pendulum hanya bisa menjawab pertanyaan yang jawabannya adalah ‘ya’ atau  ‘tidak’ (yes or no question). Dia tidak bisa memberikan jawaban dengan penjelasan yang panjang lebar.
Kita bisa membeli pendulum di toko-toko buku dari harga yang murah sampai yang mahal, kalau ada. Karena tidak semuanya menjual. Jika pun ada pastilah impor.  Dan itu artinya mahal sekali. Tetapi Anda tidak perlu cemas. Sebab pendulum yang terbaik, seperti yang diyakini para praktisi dowsing, ternyata adalah pendulum yang kita buat sendiri. 
Untuk membuat pendulum mudah sekali. Kita  hanya perlu paling sedikit dua komponen, dan paling banyak tiga komponen. Yang pertama, adalah benda yang akan digantung sebaai pendulum. Benda itu bisa berupa kancing, cincin (termasuk cincin kawin), kunci bekas, manik-manik, anting, gantungan kunci, salib, kristal bekas peluru, dan lain-lain, termasuk juga peniti dan teh celup. Ted Andrews menyebutkan yang terbaik adalah yang berbentuk bulat, silinder (bekas peluru), belahan bola, atau bentuk seperti air mata (biasanya kristal). Dan yang pasti, sebaiknya simetris. 
Benda atau obyek itu bisa terbuat dari kayu, logam, kristal, bekas peluru, plastik dan sebagainya. Tetapi satu hal yang pasti, semuanya harus simetris. Benda itu haruslah cukup berat untuk digantung, tetapi sekaligus  juga cukup ringan. Kita  akan menemukannya di rumah kita  sendiri atau di kios-kios asesori anak muda yang banyak ditemukan. Kita  bisa merasakan benda tersebut dengan menimangnya.
Komponen kedua adalah alat untuk menggantungnya, seperti rantai, benang atau tali (seperti tali pancing). Soal  panjang pendeknya  ini tidak ada ukuran yang pasti, tetapi dari pengalaman penulis, ini akan berkaitan dengan panjang pendeknya lengan kanan kita  (atau lengan kiri jika Anda kidal), dimana pendulum itu digantungkan. Penulis sendiri biasanya memotong rantai cukup kl. 20 Cm. Tetapi soal ini terserah kita masing-masing.
Itu dua komponen yang pertama. Jika  menggunakan tali atau benang, kita  bisa mengikatnya langsung pada obyek yang digantung tersebut. Tetapi jika  menggunakan rantai, maka kita   perlu tambahan ring, yang menghubungkan obyek dengan rantai. Bahkan beberapa  praktisi  juga menempatkan ring di ujung lain dari rantai  sebagai pegangan biar mantap. Ring ini dengan mudah bisa  kita dapatkan pada gantungan  kunci yang umumnya selalu ada rantai pendeknya. Tentu kitta  juga perlu obeng dan tang untuk sedikit membuka dan kemudian menutup ring itu. 
Membuat Program untuk Pendulum  
 Nah, jika kita  sudah membuat  pendulum,  kita  perlu belajar mempergunakannya. Sehingga kita tahu apa arti gerakan pendulum tersebut. Jika pendulum itu digantungkan di atas telapak tangan, di atas lutut, di atas foto atau tanda tangan, bisa saja ia bergerak sendiri. Tetapi apa maknanya jika kita  tidak tahu? Untuk itu kita  perlu membuat programnya.
 Seperti sudah disebutkan di atas, pendulum hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ‘ya’ atau ‘tidak’. Ada dua pilihan untuk program pendulum ini. Untuk jawaban ‘ya’ (yes atau positif) biasanya dipergunakan gerakan melingkar searah jarum jam (clockwise), maka untuk jawaban ‘tidak’  (no atau negatif)  adalah melingkar berlawanan arah jarum jam (anti-clockwise). 
Atau pilihan yang kedua. Untuk ‘ya’ mempergunakan  gerakan maju-mundur (to-and-fro), sementara untuk jawaban ‘tidak’ menggunakan gerakan mengayun dari kiri-ke-kanan (side to side).
 Jika kita memilih gerakan melingkar, baik ke kanan maupun ke kiri, pergunakanlah kode itu seterusnya. Tetapi  jika kita  memilih gerakan mengayun, baik kiri-kanan mupun maju-mundur, pertahanakan juga selanjutnya. 
Usahakan untuk berlatih sesering mungkin, setiap hari, sekalipun hanya sekitar 10 sampai 15 menit.
Penulis mempergunakan gerakan melingkar ke kanan untuk positif, dan melingkar ke kiri untuk negatif. Tetapi ternyata  dalam perjalan penulis selama belajar dan memakai pendulum,  penulis menemukan ada gerakan-gerakan untuk  untuk jawaban-jawaban ‘mungkin’ (maybe) dan ‘tidak tahu’ atau  belum waktunya untuk  diketahui’. Untuk itu, penulis menggunakan gerakan mengayun kiri-kanan (side to side) untuk jawaban ‘mungkin’ dan maju-mundur (to and fro) untuk jawaban ‘tidak tahu’. Penulis menafsirkan jawaban ‘tidak tahu’ ini sebagai jawaban Tuhan bahwa kita tidak boleh tahu atau belum waktunya untuk mengetahui.  
Semuanya ini   akan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing praktisi. Karena teknik dasarnya memang sama, tetapi pada saatnya, seorang praktisi pendulum (pendulist) akan mengembangkan gaya dan kemampuannya sendiri. 
Kode gerakan yang kita  buat ini sebaiknya dipertahankan  terus dan jangan diubah-ubah, karena biasanya seorang praktisi dowsing/pendulum (bisa disebut dowser atau pendulist) juga akan berkembang menjadi seorang kolektor pendulum  Umumnya, setiap melihat sesuatu benda kecil yang bisa digantung, ada kemungkinan  ingin menjadikannya sebagai pendulum. Ini yang penulis alami dan dibenarkan oleh praktisi lainnya. Bayangkan kalau kita  membuat kode gerakan yang berbeda untuk setiap pendulum yang kita miliki. Maka kita  sendiri yang akan pusing menafsirkannya.
Berlatihlah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kita  sudah mengetahui  jawabannya, sehingga kita  tahu apakah jawabannya benar atau salah. Misalnya : Apakah Presiden Indonesia saat ini Soeharto? Apakah ibukota Indonesia adalah Jakarta? Apakah Jogjakarta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia? Apakah hari ini hari Senin? Apakah hari ini tanggal 16 Agusutus? Apakah Perang Dunia III sudah terjadi? Dan seterusnya. 
Itu adalah pertanyaan-peertanyaan yang sifatnya kualitatif atau pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan  jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Namun pendulum juga bisa menjawab pertanyaan yang sifatnya kuantitatif dengan bantuan sebuah gelas, atau kacamata, atau ballpoint, atau sisi perkusi telapak tangan. Tempatkan pendulum dekat dengan bibir gelas tersebut, atau ditengah-tengah bibir gelas. Tanyakanlah misalnya: Berapa jumlah pemain dalam satu tim sepakbola? Berapa 5 dikurangi 2? Berapa lebar aura diri saya sendiri? Berapa jumlah provinsi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia? Jumlah ketukan pada bibir gelas, itulah jawabannya. 
Jika kita  pergi ke suatu tempat dan kehilangan arah, kita bisa menggunakan pendulum sebagai petunjuk arah. Maka pendulum akan menunjuk (pointing) arah yang ditanyakan. Misalnya  di hotel dan ingin shalat, sementara tidak ada petunjuk arah kiblat,  tanyakanlah: Tunjukkan kemana arah kiblat.  Jika kita  kehilangan orientasi tempat, tanyakanlah: Tunjukkan arah utara yang sebenarnya. Atau tidak punya arloji, tanyakanlah: Jam berapa sekarang?. Lihat, ke arah mana gerakan pendulum itu menunjuk.
Semua itu memang baru pertanyaan-pertanyaan dasar. Kita perlu sebanyak mungkin melatih pertanyaan-pertanyaan ini, walau kadang membosankan dan  konyol. Tetapi ini diperlukan untuk menumbuhkan keyakinan pada diri kita  bahwa pendulum kita  memang berguna dan handal, sehingga dapat dipercaya.
Pada saat kita  melakukan pembacaan pendulum, jangan lupa supaya badan tegak, tetapi relaks. Satu tangan memegang pendulum dan tangan lainnya terbuka menghadap ke atas. Jangan lupa, jangan pernah menyilangkan kaki. 
Jika kita sudah mahir, mungkin hal-hal  ini tidaklah masalah. *** 
(Bersambung)Labels: Dowsing